Kemendikbud Ristek membentuk salah satu program yaitu Kampus Mengajar di bawah kepemimpinan Nadiem Makariem. Program Kampus Mengajar ini merupakan terobosan untuk memobilisasi potensi mahasiswa guna membantu serta memperbaiki pendidikan di Indonesia khususnya di tingkat SD. Tujuan dari diadakan nya program Kampus Mengajar adalah untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar dan mengembangkan diri melalui aktivitas diluar kelas perkuliahan. Kampus mengajar angkatan 1 dibuka pada tahun 2021.
Sejak pandemi Covid-19 ini, semua kegiatan belajar mengajar diadakan secara daring. Kegiatan belajar mengajar secara daring ini dilakukan melalui beberapa aplikasi seperti grup whatsapp, zoom meeting, dan google meet. Kegiatan tersebut merupakan sebuah hal baru dalam pendidikan baik untuk siswa maupun untuk guru. Para guru dituntut untuk bisa kreatif dan inovatif agar kegiatan belajar mengajar tetap berjalan efektif. Program kampus mengajar diharapkan dapat mampu membantu para guru di sekolah dasar dalam pelaksanaan kegiatan belajar megajar di tengah pandemi Covid-19.
Pembelajaran selama pandemi Covid-19 di SDBS Al-Anshory dilakukan secara offline dikarenakan sekolah dasar tersebut berbasis boarding school. Sekolah tersebut memiliki peserta didik yang sebagian besar merupakan yatim piatu dan dhuafa, dimana peserta didik tersebut tidak membayar biaya pendidikan sehingga hal tersebut berpengaruh terhadap biaya fasilitas dan sarana prasarana sekolah yang mengakibatkan keterbatasan fasilitas.
Salah satu inovasi pembelajaran yang dilakukan pada kegiatan kampus mengajar ini adalah pengenalan media pembelajaran yang mampu meningkatkan minat belajar peserta didik, mampu meningkatkan mutu hasil belajar peserta didik, serta membuat interaksi antar guru dan peserta didik lebih dekat. Media pembelajaran yang digunakan adalah kahoot dan quiziz. Media pembelajaran tersebut merupakan sebuah platform pembelajaran berbasis permainan yang menyenangkan, dapat memperoleh pengetahuan serta informasi, serta dapat digunakan untuk meninjau pengetahuan peserta didik sebagai penilaian formatif.
Pada kegiatan belajar mengajar di kelas diawali dengan pretest berupa kuis pada kahoot atau quiziz yang bertujuan untuk mengetahui kemajuan atau perkembangan belajar peserta didik. Pertama peserta didik diberikan kuis yang bertemakan subtema mata pelajaran pada hari itu dengan sistem mengerjakan nya yaitu pembagian menjadi dua (2) kelompok dengan masing-masing kelompok diberikan laptop, lalu mengerjakan kuis yang telah diberi waktu, kemudian keluarlah hasil nilai. Setelah mengerjakan kuis, peserta didik mendapatkan penjelasan mengenai subtema mata pelajaran tersebut. Pada sesi akhir pembelajaran dilakukan pos test dengan kuis yang sama. Hal tersebut berpengaruh terhadap daya tingkat ingatan peserta didik.
Media pembelajaran kahoot dan quiziz digunakan tidak hanya sebagai kuis pembelajaran saja, namun digunakan juga sebagai tambahan pengetahuan serta informasi diluar mata pelajaran seperti tebak hewan, tebak tokoh, budaya pada jaman dahulu, dan lainnya. Kegiatan tersebut sebagai ice breaking bagi peserta didik.
Pada sistem pembelajaran tersebut para peserta didik merasa semangat untuk bisa mengerjakan kuis dengan benar dan senang karena mengenal cara belajar baru yang menyenangkan. Peserta didik menyukai cara pembelajaran tersebut, dan berpengaruh terhadap hasil belajar mereka. Hal tersebut terbukti pada saat ujian mereka mengingat soal-soal pada saat kuis dan penjelasan dari soal kuis tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H