Lihat ke Halaman Asli

Berkaca dari Pengalaman, Masyarakat Indonesia Perlu Cintai Budaya Sendiri Secara Kontinyu

Diperbarui: 10 Juni 2022   17:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Kompas.com

Beberapa waktu yang lalu, tagar SaveReog Ponorogo menjadi trending di berbagai sosial media baik twitter, facebook, maupun instagram. Hal itu diakibatkan ada kabar bahwa Malaysia berniat untuk mengklaim Reog sebagai budaya asli Malaysia. 

Adapun kabar ini disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy. Mendengar berita tersebut, tentunya warga Indonesia khususnya masyarakat Ponorogo geram dan tak terima akan hal tersebut. Akhirnya, warga internet berbondong-bondong melambungkan tagar SaveReogPonorogo agar trending di semua sosial media.

Trendingnya tagar tersebut juga sebagai bentuk desakan kepada pemerintah untuk segera mendaftarkan Reog Ponorogo ke UNESCO untuk diakui sebagai budaya asli bangsa Indonesia. Trendingnya tagar SaveReogPonorogo juga bisa dilihat dari sudut pandang lain. Melambungnya tagar tersebut tidak semata mata karena desakan masyarakat Ponorogo tetapi seluruh masyarakat Indonesia. 

Hal itu menunjukkan adanya rasa memiliki oleh warga Indonesia terhadap budaya asli Indonesia meskipun budaya Reog berasal dari Ponorogo yang bukan daerah asli mereka masing-masing. 

Masyarakat bersatu untuk menjaga budaya asli bangsa Indonesia agar tidak di klaim bangsa lain. Fenomena ini juga sebagai pengaplikasian nilai persatuan dan cinta tanah air yang ada di dasar negara, Pancasila.

Malaysia sendiri memang tetangga dekat Indonesia. Indonesia dan Malaysia merupakan bangsa serumpun, yaitu rumpun Melayu. Maka dari itu, kedua negara ini memiliki beberapa kesamaan, bisa dari makanan bahkan budaya sehingga seringkali terjadi gesekan antara beberapa hal. 

Menyikapi sering terjadinya gesekan antara Malaysia dengan Indonesia mengenai budaya, seharusnya masyarakat lebih gencar mempromosikan budaya sendiri baik ke orang terdekat ataupun kepada negara lain. Masyarakat perlu bergerak secara kontinyu untuk melestarikan budaya, baik dari kaum muda maupun kaum tua.

Trendingnya tagar sosmed mengenai budaya jangan sampai berhenti begitu saja. Melambungnya tagar tentang budaya seharusnya tidak hanya di waktu budaya tersebut terancam tetapi secara kontinyu. Menurut Pakar Budaya Unair, Puji Karyanto, S.S., M.Hum, dikutip dari laman unair.ac.id, selain dari sisi masyarakat, para seniman budaya juga perlu beradaptasi dengan zaman sehingga budaya tersebut masih bisa dinikmati oleh kaum pemuda digital zaman sekarang.

Berikut beberapa cara yang dapat diaplikasikan masyarakat Indonesia untuk menjaga kelestarian budaya bangsa.

  • Meramaikan pentas seni daerah
  • Menyaring budaya luar yang masuk ke Indonesia sehingga tidak mengancam keberadaan budaya Indonesia
  • Memahami budaya daerah masing-masing terlebih dahulu
  • Mengenalkan budaya Indonesia ke negara lain yang sekarang bisa dilakukan melalui sosial media ataupun perlombaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline