www.googleimage.com Ihklas tidak tertampak sama sekali manakala ujung lidah telah jelas merapalkannya, Ikhlas bahkan tidak terwujud ketika bibir tersenyum dihadapan khalayak, lalu sepasang jendela hati itu berkaca lalu pecah jadi air yang tumpah membanjiri punukan daging disekitar hidung.. Ikhlas itu... ah, bahkan ketika lisan telah jelas mendeklarasikannya pun, aku tak yakin itu adalah ikhlas... ah ikhlas...hendak kemana lagi harus dipelajari? sedang teori-teori tentangmu saja tak cukup untuk meminangmu? Aku bahkan belum meraba sampai batas mana diam atau bicara itu di anggap sebagai sebuah keikhlasan... mungkin sampai alasan untuk menerima keadaan adalah karena sebuah ketidakmengertian, ku kira... Ah, ikhlas... janganlah terlalu jauh kau melancong dari kampungmu di batin ini... segeralah kembali, sudah saatnya kau kupinang dengan maharku... Jakarta, 2012
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H