Oleh : Naira el Ain
Tarian gerimis dan rona mentari
Sebuah pertemuan yang menjelma pelangi
Meluruhkan hatiku seperti rintik hujan yang melarutkan debu jalanan
"Siapakah yang telah mencuri separuh hatiku? Langitkah dia? Awankah? Mentari? Angin? Bintang? Ataukah Lautan hitam?"
Aku menyatukan rasa dalam kasih saat kau titipkan sebongkah hati
Tapi duri-duri kau tebarkan di seluruh jalan darahku
Percintaanku terpuruk, menjadi serpihan kenangan
Kucoba merangkainya kembali di lubang ingatanku, tapi keping-keping itu jatuh berserakan karena tak kutemukan kait yang bisa merekatkannya
Aku mulai terkikis sunyi dan gelisah
Goresannya melukai setiap jengkal lorong nadiku
Sakit yang tersembunyi
Tanpa erang, tanpa rintih
Dalam sekejap hatiku terlubangi
Acap kureguk pikiranku selagi dahaga menyerang tiada henti
"Penyamunkah yang telah merampas hatiku?"
Kurasakan api menjilati tubuhku, menjerang akal sehatku
Hingga pandangan buasmu serupa lautan teduh dalam pandanganku
"Berbunga atau meranggaskah benih-benih kasihku?"
Lama...
Tersadarku dari mimpi panjang itu
Menyiakan waktu-waktu yang telah terjalani
Tak ada lagi yang tersisa diantara serpih kasih yang ternoda
"Diakah lelakiku? Ataukah hanya badai yang memporak-porandakan hidupku?"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H