Apa yang kalian pikirkan ketika mendengar kata Yogyakarta ? Tugu ?, Gudeg ? Kota Pelajar ? atau mungkin UGM, UIN, UMY bagi temen-temen yang sudah pengen atau pernah kuliah. Beda-beda pastinya kan, nah ada satu kata yang bisa merangkum semua untuk mewakili Yogyakarta, kata itu adalah "istimewa". Hal ini karena kota ini mempunyai budaya-budaya yang masih di lestarikan serta adanya perbedaan pada sistem pemerintahan dengan daerah-daerah lainnya yakni kesultanan. Warga yogyakarta diwajibkan patuh dengan peraturan-peraturan yang di berikan pihak kesultanan. Keyakinan tentang amanat yang diberikan Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Paku Alam ke VIII untuk tetap bergabung dengan NKRI dan menjadi Sudah pasti banyak yang bertanya-tanya. mengapa daerah yang terkenal dengan ''Tugu"ini bisa mendapatkan label Daerah Istimewa Yogykarta ?
Sebagai wilayah yang menjadi bagian dari sabang-merauke, Daerah Istimewa Yogyakarta menggunakan sistem pemerintahan kesultanan (kerajaan) adalah daerah yang istimewa dari negara merah putih. Amanat ini adalah amanat 5 september setelah selesainya penjajahan Belanda, tapi ada rahasia lagi bahwa Sultan Hamengku Buwono IX dan Paku Alam VIII juga menyatakan amanat lain yakni, Sri Sultan Hamengku Buwono IIX dan Paku Alam VIII sebagai kepala daerah yang memegang segala kekuasaan Daerah Istimewa Yogyakarta, oleh karena itu, sesuai kondisi yang menimpa saat ini semua urusan pemerintahan Yogyakarta hadiningrat di genggam seluruhnya dan kekuasaan-kekuasaan lainya di bawah pemerintahannya.
Masih ada lagi yaitu tentang payung hukum yang di tetapkan sang revolusioner abadi yaitu Ir.Soekarno, pada saat beliau duduk di BPUPKI dan PPKI , pada dua hari pasca kemerdekaan bumi pertiwi, penghargaan ini kemudian yang di anugerahkan kepada Sri Sultan Hamengu Buwono IX dan Paku Alam VIII pada 6 september 1945, yang berisi tentang “Piagam Kedudukan Sri Paduka Ingkeng Sinuwun Kangjeng Sultan Hamengku Buwono IX, Kami Presiden Republik Indonesia, menetapkan: Ingkeng Sinuwun Kangjeng Sultan Hamengku Buwono, Senopati Ing Ngalogo, Abdurrahman Sayidin Panotogomo, Kalifatullah Ingkang Kaping IX ing Ngayogyakarta Hadiningrat. Dengan kepercayaan bahwa Sri Paduka Kangjeng Sultan akan mencurahkan segala pikiran, tenaga, jiwa dan raga untuk keselamatan Daerah Istimewa Yogyakarta, sebagai bagian dari pada Republik Indonesia.
Selain yang sudah kita bahas di atas tentang keistimewaan Yogyakarta ada lagi yaitu bersumberkan mahkamah agung tentang undang-undang nomor 32 tahun 2004 yang menetapkan kota yang terkenal sebagai kota pelajar di juluki sebagai kota istimewa yang tidak di ragukan lagi tentang perjuangan rakyat-rakyatnya dalam membela kemerdekaan, menjadikan daerah ini sebagai daerah perjuangan. Ini salah satu yang menguatkan daerah ini komplit untuk menjadi daerah istimewa.
Sebagaimna yang telah diketahui bahwa sebutan '’istimewa'' hanya untuk daerah yang istimewa atau untuk daerah-daerah yang mempunyai kelebihan-kelebihan yang menjadikan daerah itu unggul dalam bidang tertentu ataupun mempunyai sesuatu, yang belum dimiliki kota Yogyakarta. misalnya Aceh yang sudah exsis dengan gelar''Serambi Mekah''karena sistem pemerintahanya yang mirip dengan Arab. Selain warganya yang toleran dan dikenal umat beragama, Daerah Istimewa Yogyakarta juga mempunyai tempat-tempat wisata seperti, Malioboro, Taman Pintar, pantai Parangtritis ,Monjali dan candi Prambanan serta perguruan-perguruan tinggi terkenal seperti, Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta (UIN) dan lain sebagainya.
Itulah berbagai keistimewaan-keistimewaan kota yang sangat akrab dengan transportasi umum Trans Jogja. Selain kebudayaan-kebudayaan yang masih kental pada masyarakatnaya atau kelebihan-kelebihan yang menjadi nilai plus tersendiri, sehingga sudah tidak perlu di tanyakan lagi, bahwa Yogyakarta adalah kota yang istimewa dan berhati nyaman, sejak dahulu, sekarang dan selamanya untuk siapa saja yang pernah singgah di kota bernama Yogyakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H