Lihat ke Halaman Asli

naim madjid

ketua program studi Pendidikan Bahasa Arab

Analisis Paradigma Masyarakat Tentang Kerusakan Lingkungan Melalui Pendekatan Al-Quran di Indonesia dan Brunei Darussalam

Diperbarui: 5 Agustus 2024   20:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dosen PBA UMY, Muh. Naim Madjid dan Mohamad Muhajir, melakukan kegiatan pengabdian masyarakat terkait isu kerusakan lingkungan dalam sudut pandang agama sejak Februari2024 hingga Juni 2024. Adapun  tujuan pengabdian ini yaitu:

1.Untuk mengidentifikasi paradigma masyarakat tentang sebab akibat dan dampak dari kerusakan lingkunganyang terjadi di sekitar warga.
2.Untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran warga terkait ilu kerusakan lingkungan.

3.Untuk meingkatkan pengetahuan dan wawasan warga terkait pemeliharaan lingkungan khususnya dari sudut pandang agama (Al-Quran).

Adapun gambaran umum pelaksanaan pengabdian tersebut yaitu melalui skema PPM Internasional yang berfokus pada anlisis paradigma masyarakat terhadap fenomena kerusakan lingkungan, masyarakat setempat memperoleh 'injection of knowledge' terhadap permasalahan kerusakan lingkungan seperti pencemaran udara, atupun akibat bencana alam. Permasalahan yang ditemukan, yaitu warga berpandangan bahwa bencana yang mengakibatkan kerusakan lingkungan merupakan takdir Tuhan yang cukup diterima dengan ikhlas dan tawakkal tanpa  perlu adanya keterlibatan masyarakat  untuk menepis bencana yang datang.  

Minimnya pengetahuan dan rendahnya kesadaran masyarakat dalam hal tersebut maka segala sesuatu yang menghampiri tidak dapat diatasi dengan baik dan bijak. Maka tema program Abdimas ini menjadi penting untuk memberi solusi terhadap permasalahan yang dihadapi warga.  di mana pelatihan dan pendampingan pengelolaan sampah hingga pada pemanfaatan sampah plastik dan pembuatan bank sampah yang kreatif akan dilakukan secara langsung sehingga pengetahuan dan kesadaran masyarakat meningkat. 

Metode pendampingan yang diberikan yaitu In House Training (IHT) tentang pemeliharaan lingkungan menurut agama dan mengukur tingkat pengetahuan dan kesadaran warga dalam pengelolaan sampah dengan menggunakan kuesioner skala Guttman dan Skala Lickert.

Adapun hasil pelaksanaan pengabdian yang telah dicapai melalui pelatihan/workshop yang telah dilakukan adalah warga merasa terbantu dan mendapatkan ilmu tentang pentingnya menjaga lingkungan da memanfaatkan SDA yang ada. Pihak mitra merespon dengan baik dan penuh antusias. 

Melalui kegiatan pengabdian ini, pihak mitra berharap kegiatan pengabdian seperti ini dapat berkelanjutan dan dapat menjadi solusi atas permasalahan yang ada yaitu permasalahan cara menyikapi dan menghadapi terjadinya kerusakan lingkungan akibat gempa misalnya, banjir, tanah longsor, dan sebagainya.  Minimnya pengetahuan dan rendahnya kesadaran masyarakat dalam hal menjaga lingkungan menjadi faktor utama dalam membangun keseimbangan hidup dengan mahluk hidup lainnya.

Secara keseluruhan, kegiatan Abdimas ini memberi manfaat bagi warga karna input pengetahuan yang mereka peroleh adalah hal yang baru di mana fenomena kerusakan lingkungan dikemukakan dalam sudut pandang agama sehingga bukan saga pengetahuan mereka terkait cara pemeliharaan lingkungan yang baik meningkat tetapi aspek spiritual mereka pun menjadi meningkat yaitu bersikap dan berinteraksi dengan lingkungan dan makhluk lainnya dengan cara yang baik dan bijaksana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline