Berdasarkan hakikatnya pengembangan kurikulum adalah suatu usaha untuk mencari rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta mencari berbagai cara untuk digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran agar bisa sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan untuk mencapai tujuan tertentu dalam suatu lembaga. Pelaksanaan pengembangan kurikulum berpacu pada standar nasional pendidikan agar tujuan pendidikan nasional bisa terwujudkan. Diharapkan suatu kurikulum dapat memberikan landasan dan isi serta menjadi pedoman bagi pengembangan kemampuan siswa secara optimal yang sesuai dengan tuntunan dan tantangan perkembangan masyarakat. (UU No. 20 tahun 2003 Bab X tentang kurikulum, pasal 36 ayat 1). Menurut Audrey Nicholls dan Howard Nicholls, pengembangan kurikulum merupakan perencanaan kesempatan-kesempatan belajar yang ditujukan untuk membawa siswa ke arah perubahan-perubahan yang diinginkan dan menilai sampai di mana perubahan itu telah terjadi pada diri siswa. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) model adalah pola (contoh, acuan, ragam) dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan, jika dikaitkan dengan pengembangan kurikulum maka dapat diartikan sebagai suatu pola, contoh dari suatu bentuk kurikulum yang akan dijadikan acuan pelaksanaan pendidikan atau pembelajaran. Ada beberapa model pengembangan kurikulum:
- Model Administratif
Terdapat beberapa istilah digunakan untuk mengembangkan kurikulum model administratif, seperti: top-down approach dan line staf procedure. Semuanya mempunyai arti yang sama, artinya adalah suatu pendekatan atau prosedur pengembangan kurikulum yang dilakukan oleh suatu tim atau eksekutif seperti pemegang kebijakan. Pengembangan kurikulum bersifat top-down, dengan pemerintah bersiap menjadi pengambil keputusan dan memiliki tim pengembangan kurikulum sendiri, sedangkan departemen pendidikan dan guru hanya perlu menerapkan kurikulum di kelas mereka.
- Model Pendekatan Grass roots
Pendekatan Grass roots kebalikan dari pendekatan administratif. Pendekatan Grass roots merupakan suatu proses pengembangan kurikulum lewat keinginan (biasanya didorong oleh pengalaman yang dirasakan pihak sekolah atau guru) yang munculnya dari tingkat bawah, yaitu sekolah sebagai satuan pendidikan atau para guru. Di mana saat kurikulum yang sedang berjalan dirasa terdapat masalah atau ketidaksesuaian dengan potensi dan kebutuhan yang tersedia di lapangan.
- Model Demonstrasi
Model demonstrasi pada dasarnya bersifat Grass roots, yaitu yang berasal dari bawah. Model ini diprakarsai oleh sekelompok guru yang ingin menyempurnakan kurikulumnya atau bekerja sama dengan para ahli. Model ini umumnya berskala kecil, hanya mencakup satu atau beberapa sekolah, satu komponen kurikulum, atau seluruh komponen kurikulum.
- Model Beauchamp
Pengembangan kurikulum menggunakan metode beauchamp ini dikembangkan oleh Beauchamp yaitu ahli dalam bidang kurikulum, hal ini mempunyai 5 bagian pembuat keputusan. 5 tahap tersebut adalah dengan memutuskan arena atau lingkup wilayah pengembangan kurikulum, menentukan personalia atau tim dari para ahli kurikulum, tim menyusun tujuan pengajaran kurikulum dan pelaksanaan proses belajar-mengajar, mengimplementasikan kurikulum, mengevaluasi kurikulum.
- Model Roger's
CarlRogers merupakan seorang ahli psikologi yang memiliki pandangan bahwa manusia mempunyai kekuatan dan potensi untuk berkembang sendiri dalam proses perubahannya, tetapi ia akan membutuhkan orang lain untuk mempercepat perubahan tersebut karena akan terdapat hambatan-hambatan tertentu dalam proses perubahan. Roger's mengemukakan model pengembangan kurikulum yang disebut dengan model relasi interpersonal Roger's, mengapa Roger's mengemukakan model pengembangan kurikulum ini? karena berdasarkan pandangannya tentang manusia.
- Taba's Inverted Model
Model pengembangan kurikulum ini biasanya diawali dengan konsep deduktif sebelum pengembangan kurikulum, sehingga Taba's Inverted Model dikembangkan oleh Hilda Taba berdasarkan data induktif yang disebut model invers berpendapat bahwa model deduktif ini kurang tepat karena tidak merangsang munculnya inovasi. Menurutnya, pengembangan kurikulum yang mendorong inovasi dan kreatifitas guru bersifat induktif, dan ini merupakan investasi atau kebalikan dari model tradisional.
Implementasi adalah proses penerapan gagasan, konsep, dan kebijakan ke dalam tindakan praktis sehingga menimbulkan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan, serta nilai dan sikap. Sekalipun suatu kurikulum dirumuskan, tidak mungkin tercapai jika dibiarkan begitu saja. Kurikulum yang dirancang secara optimal harus dilaksanakan dan hasil pembelajaran dicapai. Karena tidak ada rencana perubahan di seluruh sistem sekolah, sebagian besar kurikulum yang telah dirancang dan dikembangkan belum dilaksanakan.
implementasi kurikulum yang sukses merupakan hasil dari perencanaan yang matang. Proses perencanaan memerlukan sumber daya untuk menyelesaikan kegiatan yang diharapkan. Ini menetapkan dan menetapkan kebijakan yang mengatur tindakan yang direncanakan. Perencanaan terjadi sebelum suatu program atau program dilaksanakan. Terdapat beberapa pendukung proses pelaksanaan pengimplementasian kurikulum, diantaranya adalah:
- Komunikasikan rencana implementasi Anda. Kapanpun dan dimanapun suatu program dirancang, saluran komunikasi harus tetap terbuka agar program baru tidak muncul secara tiba-tiba. Mendiskusikan program baru di antara para guru dan semua orang yang terlibat adalah kunci keberhasilan implementasi. Namun, komunikasi adalah proses yang kompleks. Komunikasi mengacu pada transmisi fakta, ide, nilai, perasaan, dan sikap dari satu kelompok ke kelompok lain. Komunikasi adalah pemrosesan pesan antara pengirim pesan dan penerima pesan.
- Dukungan selama implementasi. Perancang kurikulum harus didukung dengan perubahan program yang direkomendasikan untuk memfasilitasi implementasi yang cepat. Hal ini perlu mereka lakukan untuk meningkatkan kepercayaan diri mereka. Pendidik sering kali memerlukan pelatihan agar terbiasa dengan program baru.