Masa depan suatu bangsa berada di tangan para generasi mudanya. Oleh sebab itu, generasi muda haruslah dibimbing guna menciptakan aset yang unggul, serta membentuk calon-calon pemimpin yang dapat menciptakan kemajuan bangsa di masa yang akan datang. Para pendiri negara sejak dulu telah menaruh kepercayaan pada para pemuda untuk melakukan perubahan dan mensejajarkan bangsa Indonesia dengan bangsa lainnya. Terlebih khususnya pada mahasiswa yang mana pada tahapan setelahnya akan mulai memasuki dunia kerja.
Perguruan tinggi memegang tanggung jawab dalam memberi bekal kepada mahasiswanya dengan keterampilan atau hard skill sehingga mahasiswa mampu memenuhi kebutuhan dunia kerja. Namun tidak hanya sebatas penanaman hard skill saja, perguruan tinggi juga harus memberikan penanaman nilai karakter atau soft skill agar pada akhinya mahasiswa ini memiliki rasa peka dalam interaksi sosial yang dilakukannya, baik dalam interaksi sosialnya dengan masyarakat, maupun dalam bidang pekerjaan yang dilakoninya. Pembentukan karakter mahasiswa tidak hanya dilaksanakan dalam proses penyampaian materi perkuliahan, namun juga didapatkan melalui organisasi dalam melakukan aktifitas kemahasiswaannya.
Pengembangan tersebut diselaraskan dengan minat dan bakat yang dimiliki oleh mahasiswa, sehingga mahasiswa memiliki wadah atau tempat untuk mengisi waktu luangnya sebagai pengembangan bakat, dan tujuannya dalam berorganisasi pada akhirnya dapat dicapai.
Organisasi kemahasiswaan merupakan salah satu tempat yang tepat sebagai pembentuk profesionalitas. Dalam berorganisasi, tiap anggota memiliki kewajiban dalam pelaksanaan program kerja yang disusun sebagai visi dan misi serta tujuan dari berjalannya suatu organisasi. Hal ini memiliki arti bahwa organisasi kemahasiswaan merupakan tempat untuk melatih dan memunculkan sikap kerja keras, disiplin, serta bertanggung jawab.
Dalam pemaparan tersebut, guna mengetahui peran organisasi kemahasiswaan dalam pembentukan karakter pada generasi digital. Yang mana kemajuan teknologi bukan hanya mengubah life style manusia dari waktu ke waktu, namun juga mempengaruhi cara seseorang dalam memandang, berfikir, serta akselerasi neuron otak untuk memberi feedback pada perubahan-perubahan serta kemajuan teknologi yang terus terjadi.
Pada sisi manusia sangat membutuhkan dan bergantung dengan teknologi digital yang memberi dampak dalam cara berpikir dan pola perilaku, mulai marak terjadi kecanduan teknologi digital yang bukan hanya memberikan dampak baik berupa kemudahan, namun juga dampak buruk seperti terjadinya kemerosotan nilai karakter.
Peran Organisasi dalam Pembentukan Karakter Mahasiswa di Era Digital Organisasi merupakan wadah untuk mencapai tujuan bersama. Organisasi kemahasiswaan memiliki peran yang sangat penting, oleh karenanya sangat disayangkan jika ada mahasiswa yang tidak mengikuti organisasi karena mahasiswa dituntut untuk menjadi agent of change.
Harapan-harapan dari masyarakat, keluarga bangsa, negara dan dunia dibebankan kepada mahasiswa, karena mahasiswa merupakan perantara dalam penyampaian aspirasi masyarakat. Dari segi akademik, tugas mahasiswa hanyalah satu yakni belajar. Tetapi dalam dunia perkuliahan/ pembelajaran akademik tidak semua hal bisa mahasiswa pelajari, kemampuan-kemampuan softskill bisa asah dan kembangkan.
Organisasi kemahasiswaan memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mengembangkan dirinya dalam berbagai aspek.Perkembangan digital yang semakin canggih akan merubah semua tatanan pada kehidupan. Hal tersebut dibuktikan dengan perubahan gaya hidup masyarakat, kegiatan atau aktivitas masyarakat yang lebih efektif. Memasuki era tersebut, peran organisasi sangat penting dalam pembentukan karakter mahasiswa agar perilaku mahasiswa tidak menyimpang dari hal-hal yang membuat lunturnya karakter bangsa.
Perilaku dan kepribadian tersebut dapat muncul dengan sendirinya ataupun karena diusahakan oleh pemerintah demi memajukan negara. Era digital menjadi sebuah tantangan dalam membentuk mahasiswa berkarakter karena kemajuan teknologi saat ini ibarat pisau bermata dua, ia mempunyai manfaat yang sangat besar, tetapi disisi lain menyebabkan dampak negative.
Contoh dampak negatif tersebut adalah membentuk mahasiswa menjadi manusia yang anti sosial. Akses informasi yang sangat mudah didapatkan dapat memicu kenakalan remaja, korupsi, terorisme dan kejahatan-kejahatan lainnya. Konten pornografi yang semakin mudah di akses merusak otak manusia sehingga mereka tak bisa membedakan mana yang salah mana yang benar dan tidak memiliki rasa malu.