Kudus (05/08/2020), pandemi covid-19 telah membuatroda perekonomian masyarakat lesu. Banyaknya korban PHK, juga tidak dibukanyalowongan pekerjaan baru telah meningkatkan jumlah pengangguran. Berbagai upayatelah dilakukan pemerintah untuk membuat masyarakat bertahan dalam wabah ini.Namun, bantuan langsung tunai yang diberikan hanya menjadi dana konsumtif yangbisa sekali habis. Maka dari itu, program pemberdayaan lewat pelatihanwirausaha perlu dilakukan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat. MahasiswaUndip (Nailul Maghfiroh) yang melakukan kegiatan KKN di Desa Glagahwaru melihatadanya potensi kerajinan jerami di daerahnya untuk dijadikan pelatihanwirausaha.
Area desa yang sebagian besar adalahpersawahan membuatnya berpikir untuk melakukan program pemberdayaan ekonomidengan memanfaakan berupa jerami. Selama ini, sampah hasil panen padi selaludibiarkan menganggur atau jika sudah menganggu akan dibakar. Padahal,pembakaran jerami dapat menimbulkan polusi udara, bahkan menyebabkan kecelakaanpengguna jalan. Adanya pelatihan wirausaha kerajinan jerami menjadi solusipemberdayaan yang tepat melihat permasalahan dan potensi desa.
Pelatihan wirausaha dilakukan menggunakan media buku panduan 'Booklet Wirausaha' yang berisi panduan wirausaha online secara umum. Mulai dari bidang produksi, pemasaran di market place hingga pengaturan keuangan usaha menggunakan SI APIK dan tutorial kerajinan jerami ada di dalam buku ini.
Selain menjelaskan isi buku panduan tersebut, pembuatan kerajiman jerami dalam bentuk dompet dan boneka flanel yang diisi dengan jerami juga dicontohkan secara langsung di hari pelatihan. Dengan melatih kelompok pemudi yang tergabung dalam organisasi IPPNU Glagahwaru, mereka yang menjadi perwakilan peserta diharapkan bisa terjun langsung berwirausaha online dan dapat mengajarkan teman-temannya berbekal Booklet Wirausaha yang sudah diberikan pada mereka.
Pada hari minggu pertama Agustus ini,pelatihan akhirnya dilaksakan menjadi 2 sesi dalam 2 hari karena alasanprotokol kesehatan dan faktor lainnya. Peserta merasa antusias dengan adanyapelatihan ini karena kerajinan jerami menjadi sesuatu yang baru bagi mereka."Pelatihan ini cocok bangetlah buat kita yang terbilang nganggur di pandemi inikarena kita bisa mengkreasikan ini (kerajinan jerami) dan bahannya juga gaksulit, bisa dicari di sawah-sawah. Jadi, pelatihannya sangat bermanfaat," ujarNaimatun Nadhiroh, ketua IPPNU di akhir pelatihan.
Selanjutnya,sebagai program pemberdayaan yang lain, Mahasiswa KKN Undip melakukanpendampingan salah satu UMKM Desa yaitu UMKM Alfairuz Tenun Ikat. Usaha milikBu Hadlirotus Qudsiyah ini terkena dampak corona hingga tidak dapat melakukandistribusi ke luar kota, didampingi untuk melakukan promosi dan penjualan dimelalui sosial media dan market place.Pada akhir minggu bulan Juli dan awal Agustus, promosi telah gencar dilakukansecara online, tetapi masih tidakdapat menjual stok ribuan meter kain tenun yang menumpuk di gudang, sedangkanpemilik berkeinginan mengubah motif produksi sehingga membutuhkan tambahanmodal.
Oleh karenanya, dilakukan pendampingan untuk mengurusi surat permohonanbantuan dana untuk UMKM pada pemerintah desa. "Pas pandemi, penjualan tenunlangsung berhenti padahal kain udah jadi ribuan meter. Promosi online membantu apalagi pas juga mahasiswaKKN bisa diminta buat dibantu ngajuin dana ke pemerintah," ungkap Bu Dhiroh. Sekarang,pendampingan tetap dijalankan dengan cara promosi online dan mengenalkan produk tenun Glagahwaru ke masyarakat yanglebih luas.
Penulis: Nailul Maghfiroh, Mahasiswa Ekonomi Islam Undip
Editor : Shary Charlotte, S.IP, MA, Dosen PembimbingLapangan KKN Universitas Diponegoro
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H