Hari Santri Nasional merupakan titik balik bangkitnya NKRI untuk mengingat sejarah kelamnya bangsa Indonesia yang tertindas oleh penjajah. Tak lepas dari itu, peran kyai & santri tak boleh dilupakan dalam sejarah kemerdekaan bangsa Indonesia. Kyai sebagai ulama' yang memiliki pengetahuan agama yang sangat luas mampu membimbing & mendidik para santri hingga melahirkan santri-santri yang hebat, punya semangat/ghiroh juang yang tinggi, mampu berkiprah di masyarakat, serta mampu menjawab tantangan zaman.
Dan sudah terbukti para santri yg dibekali ilmu serbabisa mampu menaklukkan & mengusir para penjajah negeri ini dengan bekal senjata sederhana (bamboo runcing). Mengutip kata mutiara Bung Karno: "Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri." Semangat juang inilah yang disebut dengan resolusi jihad yang digagas & dipelopori oleh Hadratusy Syaikh KH. Hasyim Asy'ary, yang merupakan pendiri pondok pesantren Tebu Ireng Jombang & Pendiri Organisasi Nahdlatul Ulama' (ormas terbesar di Indonesia bahkan di dunia)
Sebagai generasi muda, terutama kaum santri perlu mencontoh & meneladani para kyai terdahulu yang berjuang menegakkan agama Allah (Ansorulloh) tanpa kenal lelah demi merebut kemerdekaan dari tangan penjajah. Selain itu, kemerdekaan yang telah diraih wajib dijaga, dipertahankan, & dilestarikan supaya bangsa ini tetap merdeka, aman, adil, makmur & sejahtera. Sehingga bangsa ini menjadi bangsa yang kuat & hebat karena bisa menghargai jasa-jasa para ulama', kyai, santri, & pejuang-pejuangnya. Seperti slogan Hari Santri Nasional 2017: "Santri Mandiri, NKRI Hebat".
Indonesia punya JAS MERAH
(Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah)
NU punya JAS HIJAU
(Jangan Sekali-kali Hilangkan Jasa Ulama)
Kyai panutanku
Santri penerusku
Pancasila & UUD 45 dasar negaraku
Bhineka Tunggal Ika keberagamanku