Pengertian Sosiologi Agama
Sosiologi secara umum merupakan sebuah studi yang mempelajari mengenai masyarakat yang menekankan pada kelompok sosial beserta dampak dari kehiudpan bersama di masyarakat. Sosiologi mempeajari bagaimana manusia berinteraksi secara langsung secara teratur sehingga membentuk sebuah pola tertentu, hukum-hukum atau prinsip-prinsip yang mengatur hubungan dan interaksi sosial antar kelompok dengan kelompok, individu dengan kelompok dan individu dengan individu. Sedangkan, Sosiologi Agama menurut pandangan Durkehim memiliki tiga prinsip. Pertama, sosiologi agama bertujuan untuk menganalisa agama-agama, termasuk agama yang paling sederhana seperti suku Aborigin. Kedua, menempatkan asal mula terciptanya terciptanya konsep-konsep pemikiran. Ketiga, analisis terhadap totemisme yaitu membentuk generalisasi hakikat dan fungsi universalitas dari setiap agama dalam bentuk hubungan sosial. Menurut Goddjin dan W.Goddjin yang dikutip oleh Hendropuspito (1984) Sosiologi Agama adalah bagian dari Sosiologi Umum yang sama-sama mempelajari ilmu empiris, profan dan positivistik yang berorientasi pada kaidah-kaidah ilmu murni. Sosiologi agama mempelajari masyarakat beragama yang ditinjau dari sudut sosiologis untuk mendapatkan kejelasan ilmiah yang pasti. Sehingga secara umum, sosiologi agama merupakan yang mempelajari kehidupan manusia beragama dalam kehidupan kolektif. Agama menjadi suatu kekuatan yang paling berpengaruh dalam kehidupan manusia, mencakup kepercayaan-kepercayaan dan nilai-nilai agama dalam memberi motivasi mengenai cara manusia bertindak dan banyak mempengaruhi individu dalam mengatur hidup bersama-sama. Pada masyarakat yang beragama terdapat hubungan timbal balik antara agama dengan masyarakat. Ajaran-ajaran, nilai-nilai dan norma-norma dalam suatu agama dapat mempengaruhi tingkahlaku individu.
Menyerasikan Umat Beragama dengan Prespektif Sosiologi Agama
Indonesia dikenal dengan semboyan "Bineka Tunggal Ika" yang berati meskipun berbeda-beda tetapi tetap satu. Masyarakat Indonesia umumnya menjunjung tinggi nilai toleransi antarumat beragama, meskipun kadang terdapat konflik antar agama yang terjadi. Negara Indonesia memberikan kebebasan kepada masyarakatnya untuk memeluk agama sesuai dengan kepercayaanya masing-masing. Terdapat enam agama resmi yang telah diakui (Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu, Buddha dan Khonghucu) dan satu agama kepercayaan di Indonesia. Dengan banyaknya agama yang berkembang di Indonesia ini menuntut masyarakat untuk selalu menjaga kerukunan demi terciptanya rasa damai.
Sosiologi agama memberikan gambaran mengenai pentingnya peran agama dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Dengan fokus pada interaksi sosial dan norma-norma yang dibentuk oleh agama itu sendiri, serta dinamika konflik dan kerukunan antara umat beragama. Dalam kata lain, agama tidak hanya sebuah kepercayaan yang dianut oleh masing-masing individu, akan tetapi juga membentuk institusi sosial yang membentuk struktur masyarakat secara menyeluruh. Moderasi beragama menjadi sangat penting untuk menjaga kerukunan umat beragama di Indonesia dengan membangun rasa toleransi agar meminimalisir terjadinya konflik beragama.
Menyerasikan agama di Indonesia dengan melihat dari prespektif sosiologi agama memungkinkan kita dalam memahami interaksi kompleks antara kepercayaan, praktik keagamaan dan dinamika sosial. Sehingga, dengan memahami peran agama sebagai bagian dari elemen di masyrakat, kita dapat menumbuhkan lingkungan yang harmonis dan saling toleran dalam perbedaan agama. Dengan menumbuhkan sikap moderasi beragama dalam diri individu ini, konflik antarumat beragama dapat dicegah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H