Lihat ke Halaman Asli

Pentingnya Membangun Sosial Emosional Pada Anak

Diperbarui: 13 Februari 2017   05:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sosial emosional anak?

Apa sih sosial emosional anak?

Sebelum kita membahas pengertian sosial dan emosional, kita bahas apa arti dari kepribadian.

Mengapa kita harus mengetahui arti kepribadian terlebih dahulu? karena kepribadian adalah campuran yang relative konsisten antara emosi, temperamen, pikiran dan tingkah laku. Jadi, setiap individu mempunyai kepribadian yang berbeda-beda dan emosi yang berbeda pula tentunya. 

Seperti, jika disuruh memilih antara bunga mawar, bunga melati, bunga anggrek dan bunga sepatu, kalian akan memilih yang mana? ada yang milih bunga anggrek, satunya milih bunga sepatu, dan lain sebagainya. Yang harus kita tahu, bahwa setiap individu pasti mempunyai pilihan yang berbeda-beda, ada juga yang sama tapi mempunyai persepsi yang berbeda tentunya. 

Sesuatu yang dipilih pasti mempunyai alasan tersendiri. Entah karena mempunyai momen yang tidak bisa dilupakan atau pernah mengerjakan sesuatu dengan orang yang sangat spesial, sehingga jika diberi pilihan yang bersangkutan dengan pengalamannya otomatis pilihan kita akan condong. Nah,,, pilihan yang berbeda diatas adalah salah satu pemahaman tentang sosial emosional.

Jika berbicara tentang emosional, sebagian orang akan mempersepsikan dengan kata marah. Sebenarnya emosi bukan khususon untuk kemarahan saja, akan tetapi ungkapan atau luapan perasaan seseorang untuk melakukan suatu tindakan atau keinginan seseorang untuk melakukan sesuatu.

Pada dasarnya emosi adalah dorongan untuk bertindak atau melakukan sesuatu sesuai dengan kata hati. Emosi merupakan salah satu aspek penting kehidupan manusia. Mengapa? karena terkadang emosi sebagai motivator perilaku dalam arti meningkatkan, tapi juga mengganggu perilaku intensional manusia (Prawitasari, 1995). Jadi sebagai guru RA atau PAUD harus mengetahui emosi anak, karena emosi yang ada pada anak akan berbahaya jika tidak diarahkan.

Perkembangan sosialisasi anak ditandai dengan terjalinnya hubungan pertemanan atau persahabatan dengan temannya, mencoba memahami orang yang ada disekitarnya dan mulai meningkatkan penalaran perilaku atau moralnya.

Perkembangan emosional anak ditandai dengan sang anak mulai mempelajari mengendalikan emosinya seiring dengan perkembangan pertumbuhannya.

Pakar psikologi perkembangan manusia mendefinisikan emosi sebagai berikut:

1. John Santrock berpendapat, emosi adalah perasaan atau afek, terjadi ketika seseorang berada dalam suatu kondisi atau sedang terlibat dalam interaksi penting baginya.

2. Diane E. Papalia berpendapat, emosi adalah reaksi subjektif terhadap pengalaman yang diasosiasikan dengan perubahan fisiologis dan tingkah laku.

Jadi pendapat John Santrock lebih menonjol pada kondisi yang sedang terlibat atau kondisi yang sedang terjadi, kalau menurut pendapat Diane E. Papalia lebih berpengaruh ke tingkah lakunya yang berubah.

Bagaimana emosi muncul pertama kali?

Anak memberi kode atau tanda kepada orang terdekatnya, dengan memberi kode terdapat dua kemungkinan. Pertama, anak mendapatkan respon, kedua, anak tidak mendapatkan respon. Jika anak mendapatkan respon dia akan mengalami keterikatan. Misal jika keinginan anak tidak tercapai maka anak akan menangis, dengan menangis hati orang tua akan luluh, jadi mau tidak mau harus dituruti. Nah,,, keluluhan hati orang tua akan menyebabkan keterikatan atau ketergantungan. 

Anak berfikir bahwa dengan menangis bisa mencapai semua keinginannya. Kedua jika anak tidak direspon apa yang diinginkan, akan mengurangi kreatifitas emosional anak. Disini peran orang tua akan kebingungan. Akan tetapi tidak usah dibuat bingung karena mata hati dan batin orang tua lebih tau untuk mendidik anak. Setiap orang tua pasti mempunyai trik tersendiri untuk membentuk karakter dan menanamkan kebaikan dalam diri anak.

Apa saja tanda awal emosional bayi?

1. Tangis dasar, tangis ini menunjukkan bahwa anak sedang lapar.

2. Tangis marah, tangis ini menunjukkan bahwa anak sedang marah.

3. Tangis sakit, tangis ini menunjukkan bahwa anak sedang sakit.

4. Tangis frustasi, tangis ini menunjukkan bahwa anak sedang mengalami frustasi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline