Lihat ke Halaman Asli

Menyembuhkan dan Mencegah Depresi

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Di dalam otak kita terdapat berbagai jaringan termasuk pembuluh darah. Di dalamnya juga terdapat Serotonin, adrenalin, dan dopamin. Ketiga cairan otak itu bisa menjadi petunjuk kejiwaan manusia. Bila terjadi peningkatan kadar cairan tersebut akan berbahaya. Contohnya saja ketika orang mengalami stress, depresi, dan gangguan jiwa lainya, berarti cairan otaknya sedang meningkat, terutama serotonin- nya.

Banyak hal yang menyebabkan sesorang mengalami depresi atau stress, misalnya masalah yang membebani seseorang terlalu berat menurut orang tersebut. Itu yang membuat kadar cairan otak bisa meningkat, seperti yang dijelaskan Dr. L. Suryantha Chandra.

Sebenarnya depresi merupakan istilah dalam meteorologi (ilmu cuaca) yang menunjukkan kondisi tekanan rendah di suatu tempat sehingga menimbulkan perbedaan tekanan antara satu tempat dengan tempat lainya. Akkibatnya, timbul aliran massa udara dari tempat yanng bertekanan tinggi ke tempat yang bertekanan rendah. Apabila perbedaan terlalu besar, terjadilah aliran massa udara yang besar pula. Dan depresi pun tidak bisa di hindari lagi.

Seperti badai yang bisa membahayakan siapapun, karena badai bisa merusak apa saja yang ada di dekatnya dengan kecepatan angin yang luar biasa. Namun tahukah kita bahwa di tengah- tengah pusaran badai itu (biasa di sebut mata badai), aliran anginya justru tenang, alias sepoi- sepoi saja. Dan kekuatan angin di sekitarnya itu yang mematikan.

Kebanyakan badai memang terjadi di lautan terutama di daerah tropis. Makanya sering di sebut badai tropis atau siklon tropis. Namun dampaknya bisa sampai ke darat jika lokasinya tidak terlalu jauh dari daratan. Badai atau tpoan bergerak dari lautan mengikuti arah angin dalam perjalananya, badai atau topan itu membawa hujan deras dan gelombang tinggi. Ketika mencapai daratan, badai atau topan menyebabkan kerusakan dan kerugian yang besar.

Gelombang yang tinggi dan hujan yang deras sering mengakibatkan banjir di daerah pantai. Badai dapat mereda jika dia memasuki daratan karena pengaruh gesekan permukaan yang tinggi.Badai juga bisa mereda jika memasuki daerah lintang tinggi yang suhunya lebih dingin.

Nah, sekarang bagaimana dengan badai atau depresi yang terjadi pada manusia, bukan badai alami di lautan?. Trenyata depresi yang terjadi pada manusia hampir sama dengan depresi yang terjadi pada alam. Penyebab depresi pada manusia biasanya adalah persoalan yang bertubi- tubi tetapi tidak terungkapkan. Akibatnya pikiran menjadi panas. Ketika pikiran tidak lagi kuat menampungnya, timbullah depresi.

Biasanya dari kejauhan, orang yang depresi terkesan lebih pendiam atau lebih alim. Namun jangan coba- coba melawanya karena amukanya demikian dahsyat. Jadi ingatlah dengan mata badai.

Bagaimana cara menyembuhkan depresi? Masih sama dengan depresi yang sebenarnya. Depresi manusia bisa diredakan dengan:

1.Memasuki daerah lintang tinggi yang lebih dingin.

Maksudnya, berilah dia (orang yang depresi) perkataan yang lemah lembut dan menyejukkan. Bimbing pula untuk melakukan amalan- amalan yang menyejukkan. Misalnya dengan berdzikir, dan ingatkan pula untuk selalu berdoa, karena doa merupakan kekuatan segalanya.

2.Memasuki daratan karena tingkat gesekan yang tinggi.

Artinya berilah dia semangat untuk tetepa tegar dan bangkit dari keterpurukan. Bangun kembali mentalnya yang rapuh dengan persiapan fisik dan psikis yang kuat.

Bagaimana biar tidak terkena depresi? Seperti yang tadi, jangan biarkan suhu pikiranmu panas, jangan pendam masalahmu sendiri, cobalah bertukar pikiran dengan orang yang kita percayai walaupun hanya sekedar curhat, dan teman kita tidak memberi solusi, namun setidaknya pikiran kita akan terasa lebih lega.

Terakhir sehatkan diri kita dengan selalu berdzikir kepada Tuhan. Percayakan pada- Nya segala masalah kita, karena sesungguhnya tidak ada penyakit yang tidak ada obatnya. Begitupun demikian, tidak ada masalah yang tidak ada solusinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline