Lihat ke Halaman Asli

Nailil Muna

Mahasiswi UIN Syarifhidayatullah Jakarta

Tak Gentar Berita Negatif, Pendidikan Pesantren Tetap Menjadi Pilihan Orang Tua

Diperbarui: 19 Juli 2024   09:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Input sumber gambar: Media Darul Falah Dok.

Carenang Udik, 19 Juli 2024  Di tengah maraknya berita negatif yang terdapat di pesantren, tentang kasus perundungan, kekerasan, bahkan pelecehan, akhir-akhir ini memang meresahkan. Namun, bagi sebagian orang tua, pesantren tetap menjadi pilihan untuk menyekolahkan anak.

Salah satu orang tua yang tetap yakin dengan pendidikan pesantren dan memilih pendidikan pesantren ini untuk anaknya adalah Ahmad, pria berusia 45 tahun yang telah menyekolahkan anak keduanya, Wafi, laki-laki berusia 14 tahun, di Pondok Pesantren Darul Falah yang terletak di Carenang Udik, kecamatan Kopo, kabupaten Serang, Banten. Saat ini Wafi sudah hampir 3 tahun menempuh pendidikan di Pesantren.

Alasan Ahmad memasukkan anaknya ke pesantren adalah agar Wafi mendapatkan ilmu agama yang mendalam, dan menjadi anak yang saleh, serta terhindar dari bahaya gadget, Ahmad juga mengatakan bahwa di pesantren terdapat ilmu yang belum tentu bisa didapatkan di tempat mana pun.

Sebelum memantapkan pilihannya, Ahmad melakukan riset mendalam, yaitu mencari informasi tentang track record dan alumni pesantren. "Saya yakin dengan pilihan saya, karena telah menggali informasi mendalam tentang pesantren ini," ungkapnya.

Suatu waktu, Ia sempat dilanda keraguan akibat berita negatif yang beredar. Namun keyakinan terhadap pilihannya tidak goyah, dan Ahmad mengatakan bahwa selama di Pesantren anaknya tidak pernah mengeluh. "Saya tetap kukuh memasukkan anak saya ke pesantren karena saya menganggap tidak semua pesantren seperti itu, dan perundungan, kekerasan, maupun pelecehan bisa terjadi di mana pun, bukan hanya pesantren," tegasnya.

Pengalaman Wafi di pesantren yang sudah menjadi santri selama hampir 3 tahun, mengaku senang dengan kehidupannya di pesantren. " Peraturannya emang ketat, dan ada hukumannya juga, tapi itu semua bikin kita bisa jadi lebih disiplin dan mandiri," tuturnya.

Wafi juga menyukai suasana pesantren, karena memiliki banyak teman, sama seperti dirinya yang sedang belajar dan berjuang mencari ilmu di pesantren. Memanah dan karate adalah kegiatan favoritnya ketika di pesantren.

Bagi Wafi, pesantren bukan hanya tempat untuk belajar agama, tetapi juga tempat untuk mengembangkan diri dan usaha dalam mencapai cita-cita. "Di pesantren, saya mendapat bimbingan belajar ilmu agama dari ustadz dan ustadzah, dan di sekolah saya mendapat bimbingan belajar materi dan pelajaran umum oleh para guru sekolah, bersama teman-teman di lingkungan pesantren saya mendapat banyak pelajaran berharga," jelasnya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline