Lihat ke Halaman Asli

Mahasiswa KKNT IPB University Berikan Manfaat Melalui Hidroponik Wick System Kepada Warga Desa Gejlig, Kajen

Diperbarui: 8 Agustus 2022   17:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penyerahan simbolis hidroponik wick system/dokpri

Desa Gejlig merupakan desa yang terletak di Kecamatan Kajen, Kabupaten Pekalongan yang dekat dengan Ibu kota. Daerah ini memiliki lahan pertanian yang relatif sempit, padahal tidak sedikit masyarakat Desa Gejlig yang ingin bercocok tanam namun terhambat oleh keterbatasan lahan. Selain itu, sebagian besar mata pencaharian masyarakatnya adalah berdagang, Menurut Data yang didapat dari Dinas Sosial Kabupaten Pekalongan, angka kemiskinan Desa Gejlig mencapai 4.723 jiwa. Dari masalah-masalah tersebut timbul inilah, Mahasiswa KKN-T IPB University memiliki untuk membantu memberikan solusi berupa program sosialisasi dan demonstrasi urban farming: Hidroponik, yang dilaksanakan pada 7 Juli 2022 dan 17 Juli 2022.

Demonstrasi pemindahan semai ke instalasi/dokpri

Menurut Mohamad Frinanda Syahputra, Ketua KKN-T IPB Kecamatan Kajen, hidroponik merupakan salah satu urban farming yang yang dapat membantu masyarakat untuk tetap bertani meskipun dengan lahan tanam yang terbatas di pekarangan rumah dengan menggunakan media tanam air. Selain hasilnya dapat dikonsumsi sendiri, hasil panen hidroponik juga dapat dijual ke pasar untuk membantu meningkatkan perekonomian warga.

Dalam sosialisai ini, mahasiswa KKN-T IPB University menjelaskan dan mengenalkan tentang urban farming: hidroponik dan dilanjutkan demonstrasi langsung yang dilakukan pada tanggal 7 Juli 2022 dan 17 Juli 2022. Sasaran dari kegiatan ini yaitu Ibu PKK dan Komunitas Senam di Desa Gejlig. Alasannya yaitu agar kegiatan ini dapat menjadi kegiatan yang sustainable atau berkelanjutan.

Sosialisasi diisi dengan penyampaian materi secara singkat tentang urban farming dan menjelaskan tentang serba serbi hidroponik, dimulai dari perkenalan hidroponik, teknik hidroponik, dan cara menanam menggunakan teknik hidroponik, terutama wick system. Selain mudah, hidroponik dengan wick system tidak memerlukan biaya yang tinggi karena dapat memanfaatkan barang-barang bekas seperti botol aqua, kain perca, dan lain-lain untuk membuatnya. Ibu-ibu PKK dan komunitas senam Desa Gejlig terlihat antusias memperhatikan penjelasan dari mahasiswa dan aktif bertanya tentang hal-hal yang kurang dimengerti.

Setelah mendapat materi dasar tentang teknik hidroponik wick system, Ibu-ibu PKK dan komunitas senam Desa Gejlig diarahkan untuk mempraktikkan secara langsung bagaimana cara menyemai, memindahkan benih yang telah disemai ke instalasi dan membuat larutan AB mix. Jenis sayuran yang dipakai dalam kegiatan ini adalah selada yang merupakan sayuran yang digemari oleh sebagian besar warga setempat dan memiliki jangka waktu panen yang singkat sehingga dalam jangka waktu 35-40 hari sayur sudah dapat dipanen.

Sosialisasi hidroponik disambut baik oleh masyarakat Desa Gejlig. "Program ini sangat membantu warga terutama warga yang memiliki minat dalam bertani. Saya berharap dengan adanya program ini dapat meningkatkan kualitas sayuran yang akan dikonsumsi agar lebih terjamin dan dapat membantu warga desa yang tidak memiliki lahan yang luas untuk dapat bertani" ujar Ibu Nur Wahyu selaku sekretaris PKK Desa Gejlig. Program kerja ini diharapkan dapat berkelanjutan dan dapat memberikan manfaat kepada masyarakat.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline