Lihat ke Halaman Asli

Naila Salsabila

Mahasiswa/S1 Akuntansi/ Universitas Mercu Buana

Tugas Kuis_Diskursus Behavioral Conditioning Ivan Pavlov dan Fenomena Kejahatan Korupsi di Indonesia

Diperbarui: 13 Desember 2023   22:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

canva.com/design

Nama                 : Naila Salsabila 

NIM                    : 43222010003 

Nama Dosen   : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak 

Mata Kuliah    : Pendidikan Anti Korupsi dan Etika UMB

          Behaviorisme adalah pandangan  bahwa perilaku harus dijelaskan berdasarkan pengalaman yang dapat diamati, bukan  proses mental. Proses mental didefinisikan sebagai pikiran, perasaan, dan motif yang dialami seseorang dan tidak  dilihat  orang lain. Teori behavioris menjelaskan bahwa belajar adalah  perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur, dan dievaluasi. Perubahan tingkah laku ini terjadi dengan memberikan rangsangan (stimuli) yang  menimbulkan  hubungan tingkah laku (respon) berdasarkan hukum-hukum yang ada.

            Dalam teori Ivan Pavlov (seorang behavioris terkenal), stimulus dan respon berkaitan dengan pembelajaran melalui asosiasi rangsangan lingkungan dan bersifat alami. Teori ini menjelaskan bahwa tingkah laku, termasuk tingkah laku berbahasa, diawali oleh suatu rangsangan (stimulus, tindakan), yang segera menimbulkan reaksi (respons, gerakan balas). Stimulus merupakan isyarat atau signal yang mempengaruhi seseorang untuk menghasilkan suatu respon, sedangkan respon adalah suatu reaksi atau gerakan yang dihasilkan seseorang setelah terpapar suatu stimulus. 

         Menurut Ivan Pavlov, teori pengondisian perilaku merupakan teori pembelajaran yang menekankan pentingnya lingkungan dan peran belajar dalam membentuk perilaku. Teori ini berfokus pada konsep pembelajaran asosiatif, dimana organisme, termasuk manusia, mempelajari perilaku dan respons baru melalui asosiasi  berulang antar rangsangan. Pavlov menemukan bahwa perilaku dapat dipelajari melalui proses pengondisian, dimana perilaku dibentuk melalui asosiasi antar rangsangan di lingkungan. Teori pengkondisian Pavlov juga dikenal sebagai pengkondisian klasik, yang melibatkan memasangkan stimulus netral dengan stimulus tidak terkondisi untuk memicu respons terkondisi. Misalnya, Pavlov menemukan bahwa seekor anjing secara alami mengeluarkan air liur ketika diberi makanan dan kemudian mengasosiasikan bel dengan makanan, menyebabkan seekor anjing  mengeluarkan air liur ketika mendengar bunyi bel.

            Korupsi di Indonesia merupakan kejahatan luar biasa yang merugikan perekonomian negara dan dapat berdampak pada hajat hidup seluruh  masyarakat. Korupsi dapat mengancam keamanan internasional dan ketidakstabilan ekonomi. Korupsi juga merupakan salah satu penyebab utama proses pemiskinan, yang menyebabkan meningkatnya kemiskinan absolut, pelayanan publik yang buruk, infrastruktur yang tidak memadai, perekonomian yang mahal dan  eksploitasi sumber daya yang tidak memberikan manfaat bagi masyarakat. Beberapa negara, termasuk Indonesia, mengklasifikasikan korupsi sebagai kejahatan luar biasa di Indonesia. Dalam posisi ini, negara-negara menyikapi korupsi dengan sangat serius karena dianggap sangat berbahaya. Korupsi di Indonesia dianggap sebagai kejahatan luar biasa karena dapat berdampak pada banyak hal. Mulai dari perekonomian negara, kesejahteraan warga negara, terwujudnya hak asasi manusia, hingga adanya kebutuhan dasar warga negara. Oleh karena itu, pemberantasan korupsi  penting dilakukan untuk memperbaiki kondisi negara dan masyarakat.

Biografi Ivan Petrovich Pavlov (1849-1936)

          Ivan Petrovich Pavlov, seorang tokoh dalam pengondisian klasik dan bapak teori pembelajaran modern, lahir di desa Ryazan di Rusia, tempat ayahnya, Peter Dmitrievich Pavlov, menjadi pendeta pada tanggal 18 September 1849 dan meninggal pada tanggal 27 Februari 1936 di Leningrad. Ia menempuh pendidikan di sekolah gereja dan melanjutkan ke seminari teologi. Ayahnya adalah seorang pendeta, dan awalnya Pavlov berencana menjadi pendeta sendiri, tetapi dia berubah pikiran dan memutuskan untuk belajar fisiologi. Dia sebenarnya bukan psikologi, dan dia tidak mau disebut psikolog karena dia adalah seorang ahli fisiologi yang fanatik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline