Lihat ke Halaman Asli

Bahaya Resistensi Antibiotik yang Masih Disepelekan

Diperbarui: 9 Juni 2024   11:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Dalam era modern, antibiotik adalah salah satu pilar utama dalam pengobatan medis. Penemuan antibiotik telah merevolusi dunia kesehatan, menyelamatkan jutaan nyawa dari berbagai infeksi bakteri yang sebelumnya mematikan. Namun, di balik keampuhannya, bahaya tersembunyi mengintai---resistensi antibiotik. 

Fenomena ini terjadi ketika bakteri beradaptasi dan menjadi kebal terhadap antibiotik yang tadinya efektif. Bahaya ini tidak hanya mengancam efektivitas pengobatan saat ini tetapi juga masa depan kesehatan global. Ironisnya, meski ancamannya nyata dan semakin mendesak, resistensi antibiotik seringkali terabaikan oleh masyarakat dan pembuat kebijakan.

Salah satu faktor utama yang mendorong terjadinya resistensi antibiotik adalah salah dalam penggunaan obat ini. Masih banyak negara yang menyediakan antibiotik dengan mudah tanpa resep dokter. Masyarakat seringkali menggunakan antibiotik untuk mengobati infeksi virus seperti flu atau pilek, padahal sebenarnya tidak memerlukan antibiotik sama sekali. 

Disisi lain, ketidaktahuan tentang pentingnya menyelesaikan dosis antibiotik yang diresepkan sering juga menyebabkan bakteri yang lebih lemah mati, sementara bakteri yang lebih kuat bertahan dan berkembang biak, yang pada akhirnya terciptalah strain bakteri yang resisten. 

Selain itu, di kalangan profesi medis juga masih kurang kesadarannya untuk berkontribusi pada masalah ini. Dokter terkadang meresepkan antibiotik sebagai langkah pencegahan atau untuk menenangkan pasien, meskipun tidak selalu diperlukan.

Penggunaan antibiotik dalam Peternakan juga dapat menjadi salah satu faktor menyebab terjadinya resistensi antibiotik. Di banyak negara, antibiotik digunakan dalam peternakan untuk mencegah penyakit dan mempercepat pertumbuhan hewan. Penggunaan ini dapat menyebabkan bakteri resisten berkembang di lingkungan peternakan dan menyebar ke manusia melalui rantai makanan.

Terjadinya resistensi antibiotik dapat menimbulkan dampak yang serius bukan hanya dalam bidang kesehatan, melainkan juga dalam bidang ekonomi dan global. Hal ini yang membuat dampak resistensi antibiotik sangatlah mengkhawatirkan. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), resistensi antibiotik dapat menyebabkan prosedur medis yang sebelumnya aman menjadi berisiko tinggi. 

Operasi besar, transplantasi organ, dan pengobatan kanker semuanya bergantung pada antibiotik untuk mencegah infeksi. Jika antibiotik tidak lagi efektif, risiko komplikasi serius dan kematian meningkat drastis. 

Selain itu, biaya pengobatan akan menjadi lebih mahal dan lebih lama jika infeksi tersebut disebabkan oleh bakteri yang resisten terhadap antibiotik, hal ini dapat membebani sistem kesehatan dan ekonomi. 

Contohnya, pada pasien dengan infeksi resisten sering memerlukan rawat inap yang lebih lama dan perawatan yang lebih intensif, yang diikuti dengan biaya kesehatan yang lebih tinggi. Di negara-negara dengan sumber daya terbatas, ini bisa berarti perbedaan antara hidup dan mati bagi banyak orang.

Dampak lainnya yang dapat ditimbulkan adalah dapat terjadi krisis di bidang kesehatan,  rumah sakit dan klinik dihadapkan pada kasus infeksi yang rumit dan sulit diobati. Biaya pengobatan meningkat, dan sumber daya medis menipis. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline