aktivitas produtif memiliki peran pentig dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan memengaruhi pengelolaan kredit, baik untuk individu maupun bisnis. Kredit produktif adalah jenis pembiayaan yang ditunjukkan untuk kegiatan yang menghasilkan pendapatan atau nilai tambah, seperti usaham ikro, kecil, menengah (UMKM).
kredit produktif berbeda dengan kredit konsumtif karena penggunaannya difokuskan pada investasi atau aktivitas yang dapat meningkatkan aktivitas ekonomi. Dengan memanfaatkan kredit produktif, pelaku usaha memiliki peluang untuk mengembangkan bisnis mereka, misalnya melalui pembelian peralatan, bahan baku, atau modal kerja lainnya.
pengaruh aktivitas produktif terhadap kredit tercermin dalam beberapa aspek, diataranya:
1. peningkatan permintaan kredit:
ketika masyarakat atau pelaku usaha aktif dalam kegiatan ekonomi produktif, kebutuhan akan modal meningkat, sehingga permintaan kredit produktif pun bertambah.
contohnya: Seorang petani mungkin membutuhkan kredit untuk membeli bibit unggul atau alat pertanian modern yang dapat meningkatkan hasil panennya. Dengan kredit produktif, ia dapat memaksimalkan potensi lahannya, yang pada gilirannya menghasilkan keuntungan lebih besar.
2. perbaikan arus kas:
dengan adanya aktivitas produktif yang dibiayai kredit, usaha kecil dan menengah dapat meningkatkan pendapatannya. Hal ini tidak hanya membatu pelunasan kredit tetapi juga mendorong pertumbuhan berkelanjutan.
contonya: Seorang pemilik usaha makanan kecil-kecilan yang menggunakan kredit untuk membeli alat produksi otomatis dapat meningkatkan jumlah produksinya. Dalam waktu yang relatif singkat, pendapatannya akan bertambah, dan ia memiliki peluang lebih besar untuk bersaing di pasar.
3. peningkatan kesejahteraan:
kredit produktif yang dikelola dengan baik memungkin masyarakat meningkatkan tarif hidup mereka melalui peningkatan pendapatan dan penciptaan lapangan kerja.