Kelangkaan Air: Ancaman Serius yang Menghadapi Dunia
Pada tahun 2022, sekitar setengah dari populasi dunia menghadapi masalah serius: kelangkaan air. Laporan terbaru dari UN Water 2024, lembaga PBB yang fokus pada masalah air, mengungkapkan data yang sangat memprihatinkan. Dalam konferensi pers yang digelar di Bali pada Mei 2024, Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Tri Tharyat menyampaikan bahwa sekitar 2,2 miliar orang di dunia hidup tanpa akses terhadap air minum yang dikelola dengan bersih, sementara 3,5 miliar orang lainnya kekurangan akses terhadap sanitasi yang layak. Kondisi ini menunjukkan betapa seriusnya krisis air yang tengah dihadapi oleh banyak negara, terutama negara-negara berkembang.
Masalah Kelangkaan Air yang Meningkat
Laporan UN Water 2024 mengungkapkan bahwa pada 2022, hampir setengah populasi dunia mengalami situasi kelangkaan air. Artinya, lebih dari 3,5 miliar orang di dunia tidak memiliki akses yang memadai terhadap sumber air bersih. Ini bukan hanya masalah yang memengaruhi daerah-daerah miskin atau negara berkembang, melainkan juga negara-negara maju yang mulai merasakan dampaknya.
Di Indonesia, meskipun kondisi yang lebih baik dibandingkan dengan negara-negara lain, tantangan besar tetap ada. Tri Tharyat menjelaskan bahwa Indonesia, dengan pencapaian lebih dari 66% pada tahun 2023, masih memiliki pekerjaan rumah yang besar dalam memastikan akses air bersih dan sanitasi merata di seluruh wilayah, terutama di daerah terpencil.
Data Kelangkaan Air: Mengapa Ini Penting?
Menurut data yang disampaikan Tri, 2,2 miliar orang hidup tanpa akses air minum yang dikelola dengan bersih. Sementara itu, lebih dari 3,5 miliar orang kekurangan akses terhadap sanitasi. Ini berpotensi menyebabkan penyakit menular, kerawanan pangan, dan bahkan kemiskinan yang semakin dalam. Tanpa air bersih yang cukup, kualitas hidup akan terancam, dan negara-negara yang tergolong dalam kategori berkembang akan semakin sulit mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya yang berkaitan dengan air bersih dan sanitasi.
Untuk itu, tantangan besar ini membutuhkan kerjasama global. Tidak hanya pemerintah, tetapi juga peran serta masyarakat, sektor swasta, dan organisasi internasional sangat dibutuhkan untuk mewujudkan solusi yang berkelanjutan.
Solusi Mengatasi Kelangkaan Air di Dunia
Dalam pertemuan World Water Forum (WWF) ke-10 yang digelar di Bali pada Mei 2024, berbagai solusi dibahas untuk mengatasi kelangkaan air dan memperbaiki sistem pengelolaan air di seluruh dunia. Forum ini menekankan empat hal utama:
- Konservasi Air (Water Conservation)
Menghemat air menjadi langkah pertama yang harus dilakukan. Kampanye untuk mengurangi pemborosan air harus dilakukan secara masif di tingkat individu dan masyarakat.
- Air Bersih dan Sanitasi (Clean Water and Sanitation)
Menjamin akses air bersih bagi seluruh umat manusia adalah prioritas utama. Teknologi baru seperti desalinasi air laut bisa menjadi solusi di negara yang kekurangan sumber air tawar.
- Ketahanan Pangan dan Energi (Food and Energy Security)
Sumber daya air sangat erat kaitannya dengan produksi pangan dan energi. Dengan mengelola air secara efisien, kita bisa meningkatkan ketahanan pangan dan energi secara global.
- Mitigasi Bencana Alam (Mitigation of Natural Disasters)
Sistem pengelolaan air yang lebih baik akan mengurangi risiko bencana alam seperti banjir dan kekeringan.
Indonesia yang memiliki pencapaian SDGs lebih dari 66% pada 2023 telah menunjukkan langkah signifikan dalam mengatasi masalah ini. Namun, masih banyak tantangan yang harus dihadapi dalam mewujudkan akses air bersih yang merata di seluruh negeri.