Pada zaman dahulu pada masa glasial (zaman es) benua-benua diliputi oleh es sehingga para binatang di sana kesulitan mencari sumber makanan karena tertimbun oleh es. Lalu para binatang tersebut mencari sumber makanan yang lebih subur dan mencari kawasan yang lebih kering, yaitu bermigrasi ke wilayah Indonesia lebih tepat di daerah Jawa Barat. Wilayah Indonesia yang dilewati garis khatulistiwa sehingga lebih hangat dan sumber makanan tidak tertimbun oleh es.
Salah satu bukti fosil yang terjadi pada zaman glasial di Indonesia adalah fosil tanduk kerbau purba. Fosil tanduk kerbau purba ditemukan di daerah Bekasi, Jawa Barat. Pada saat benua-benua di liputi oleh es yang membuat sekelompok kerbau purba susah mencari sumber makanan.
Akhirnya sekelompok kerbau purba itu bermigrasi untuk mencari sumber makanan ke wilayah Indonesia, lebih tepatnya di daerah Jawa Barat. Namun saat es sudah mencair sekelompok kerbau purba tidak dapat bertahan hidup karena cuaca iklim sangat mempengaruhi kondisi mereka dan berakhir mati di daerah Bekasi, Jawa Barat.
Ada hubungannya loh! kerbau purba dan kerbau sekarang, di mana bisa dibilang kerbau purba adalah nenek moyang kerbau sekarang. Dari bentuk badan yang hanya berbeda ukurannya, kerbau purba badannya lebih besar dan memiliki tanduk panjang sedangkan kerbau sekarang badannya lebih kecil dan memiliki tanduk tidak terlalu panjang.
Penemuan fosil tanduk kerbau ini hanya kepalanya saja karena mungkin tubuh bagian lain sudah remuk, terlalu dalam, tertimbun tanah hingga menjadi abu, atau sudah menyatu dengan batu hingga susah terpisah.
Nah, fosil tanduk kerbau purba ini di museumkan di Museum Sri Baduga, Bandung. Guna museum ini untuk melindungi, memanfaatkan, dan mengkomunikasikan pada masyarakat bahwa suatu barang memiliki nilai-nilai sejarah. Fosil tanduk kerbau memiliki nilai sejarah yang cukup panjang karena pernah hidup di zaman glasial dan fosilnya juga baru ditemukan memiliki nilai sejarah.
Kalian mau tidak sih generasi yang akan datang bisa tahu juga tentang tanduk kerbau purba ini?!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H