Di era digital ini, media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita. Interaksi yang dulu terbatas pada dunia nyata kini dengan mudah berpindah ke dunia maya. Sayangnya, fenomena ini juga membawa dampak negatif, salah satunya adalah ghibah online. Ghibah, atau membicarakan keburukan orang lain di belakangnya, kini semakin mudah dilakukan dengan adanya sosial media.
Dalam artikel ini, kita akan membahas bagaimana membangun dunia maya yang lebih baik dengan mengatasi ghibah online, dilengkapi dengan pandangan Islam tentang ghibah berdasarkan hadis.
Apa Itu Ghibah?
Dalam Islam, ghibah adalah salah satu dosa besar. Nabi Muhammad SAW menjelaskan dalam sebuah hadis:
) Hadis tentang ghibah
أتَذَرُونَ مَا الغيبة قالوا الله ورسوله أعلم قال ذكرك أخاك بما يكرهُ قِيلَ أَفَرَأَيْتَ إِن كَانَ فِي أخي ما أقولُ قَالَ إِنْ كَانَ فِيه ما تقول فقد اغتبته وإنْ لَمْ يَكُنْ فِيهِ بَهَتَهُ
"Tahukah kalian apa itu ghibah?" Para sahabat menjawab, "Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui." Beliau bersabda, "Yaitu engkau menyebut sesuatu tentang saudaramu yang ia tidak suka." Ada yang bertanya, "Bagaimana jika yang disebutkan itu benar?" Beliau menjawab, "Jika benar, maka itulah ghibah, dan jika tidak benar, maka itu adalah fitnah." (HR. Muslim).
Ghibah tidak hanya terbatas pada ucapan lisan, tetapi juga mencakup tulisan atau komentar di media sosial. Bahkan, ghibah online dapat menyebar lebih cepat dan berdampak lebih luas.
Mengapa Ghibah Online Perlu Diatasi?
1. Merusak Hubungan Sosial
Ghibah dapat memicu perpecahan dan hilangnya rasa saling percaya. Ketika seseorang mengetahui bahwa keburukannya dibicarakan di belakang, ia merasa terkhianati.