Pembedahan atau operasi merupakan tindakan pengobatan dengan prosedur membuka bagian tubuh dengan membuat sayatan, melakukan intervensi pada organ target, dan diakhiri dengan penjahitan serta penutupan luka. Setiap tindakan operasi, akan selalu diikuti dengan prosedur anestesi. Salah satu efek samping yang sering terjadi setelah tindakan anestesi adalah mual dan muntah pasca operasi atau Postoperative Nausea and Vomiting (PONV).
Mual biasanya didefinisikan sebagai kecenderungan untuk muntah atau sebagai perasaan di tenggorokan atau daerah epigastrium yang mengingatkan seseorang bahwa muntah sudah dekat. Sedangkan muntah didefinisikan sebagai ejeksi atau pengeluaran isi lambung melalui mulut, seringkali membutuhkan dorongan yang kuat.
Terdapat beberapa faktor penyebab mual dan muntah pasca operasi atau Postoperative Nausea and Vomiting (PONV), namun APFEL Score merupakan penilaian yang sering digunakan. Penilaian tersebut mencakup empat faktor yaitu:
- Jenis kelamin
Perempuan lebih mungkin mengalami POVN daripada laki-laki, hal tersebut kemungkinan disebabkan oleh hormon
- Status merokok
Bukan perokok lebih rentan terhadap POVN
- Riwayat Postoperative Nausea and Vomiting (PONV) atau riwayat mabuk perjalanan
Pasien dengan riwayat mabuk perjalanan atau muntah setelah operasi sebelumnya berisiko tinggi mengalami Postoperative Nausea and Vomiting (PONV)
- Penggunaan opioid setelah operasi
Opoid adalah salah satu obat yang paling efektif untuk analgesik pasca operasi
Cara mengatasi mual dan muntah pasca operasi atau Postoperative Nausea and Vomiting (PONV)
- Makan dan minum secara bertahap
Setelah operasi, pasien baru diperbolehkan makan dan minum setelah kentut. Apabila sudah kentut, biasanya dokter menyarankan pasien minum air putih dahulu secara bertahap untuk memastikan tidak terjadi mual dan muntah. Jika tidak terjadi mual dan muntah, bisa dilanjutkan dengan minuman dan makanan yang lain secara bertahap.
- Relaksasi napas dalam (Deep Breathing Relaxation)
Relaksasi napas dalam (Deep Breathing Relaxation) merupakan pernapasan abdomen dengan frekuensi lambat atau perlahan, berirama, dan nyaman yang dilakukan dengan memejamkan mata. Kegiatan tersebut bertujuan untuk pengalihan perhatian sehingga dapat menurunkan intensitas mual, menurunkan kecemasan, dan meningkatkan oksigenasi darah. Teknik relaksasi napas dalam (Deep Breathing Relaxation) yaitu ciptakan lingkungan yang tenang, lalu tarik nafas dalam dari hidumg, perlahan-lahan udara hembuskan melalui mulut, usahakan agar tetap kosentrasi atau mata sambil terpejam, ulangi sampai 15 kali dengan selingan istirahat singkat setiap 5 kali, dan biarkan tubuh terasa rileks dan merasakan betapa nyaman hal tersebut.
- Aromaterapi
Aromaterapi dihirup dari luar tubuh ke dalam tubuh dengan satu langkah yang mudah. Metode inhalasi mirip dengan metode penciuman yang dapat dengan mudah merangsang indra penciuman pada setiap napas. Aroma samar yang dapat tercium akan memberikan efek menenangkan, mengurangi rasa mual dan muntah bagi pasien pasca operasi. Minyak aromaterapi yang dapat digunakan adalah ginger balm, citrus (lemon) balm, dan lavender aromatherapy.
- Bicara dengan dokter spesialis anestesi
Bicarakan dengan dokter spesialis anestesi apabila mual dan muntah tidak kunjung membaik, nantinya dokter spesialis anestesi akan meresepkan obat anti mual dan muntah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H