Lihat ke Halaman Asli

naila chalda

Mahasiswa S1 Keperawatan Universitas Airlangga

Efektivitas Vaksin Covid-19

Diperbarui: 26 Juni 2022   10:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Sejak tahun 2019 sampai pertengahan Agustus 2021 covid-19, menurut Junaedi Dedi, dkk pada tahun 2021 virus ini telah mengguncangkan 220 negara dengan sedikitnya ada 208,65 juta warga terkonfirmasi positif coronavirus dan tercatat ada 4,383 juta kematian. 

Jika dilihat secara global Indonesia berada di peringkat ke 13 setelah AS, India, Brazil, Rusia, Perancis, Inggris, Turki, Argentina, Kolombia, Spanyol, Iran dan Italia dengan catatan 3.871.738 kasus dan 118.633 kematian. 

Kemudian jika ditinjau setiap harinya selama bulan Juli-Agustus rata rata kasus bertambah sekitar 25.000 dan 1.500 kematian. Tanggal 15 Juli 2021 merupakan puncak dari tambahan kasus harian dengan 56.757 kasus, dan pada tanggal 27 Juli 2021 merupakan puncak kematian dengan 2.069 kematian.

Oleh karena kasus dan kematian meningkat pemerintah Indonesia mulai melakukan berbagai langkah kebijakan salah satunya program vaksinasi covid-19 secara massal. Menurut Kemenkes RI, per 16 Agustus Indonesia baru mencapai 40,5% dari target yaitu 208 juta atau sekitar 82,5 juta warga. 

Jenis vaksin covid-19 yang umumnya digunakan oleh masyarakat memiliki beberapa ragam jenis diantaranya yang pertama vaksin Sinovac, vaksin ini merupakan vaksin pertama yang mendapat izin penggunaan darurat dari BPOM. Izin Penggunaan Darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) dari vaksin ini diterbitkan oleh BPOM tepatnya pada hari Senin, 11 Januari 2021. 

Vaksin Sinovac diberikan sebanyak dua dosis yang setiap dosisnya 0,5 ml serta minimal jarak pemberian antar dosis yaiti 28 hari. Efek samping dari penggunaan vaksin Sinovac ini yaitu nyeri, iritasi, pembengkakan, nyeri otot, dan demam. Kedua, AstraZeneca. Vaksin ini mendapat EUA dari BPOM pada tanggal 22 Februari 2021. 

Penyuntikannya dilakukan secara intramuskular dengan dua kali penyuntikan dan dosis setiap penyuntikan diberikan sebesar 0.5 persen dengan jarak minimal pemberian antar dosis yaitu 12 minggu. Efek sampingnya meliputi nyeri, gatal, sakit kepala, pembengkakan, mual, kemerahan, dan meriang. Ketiga, Moderna. Vaksin covid-19 jenis Moderna ini mendapat EUA dari BPOM tepatnya pada Jumat, 2 Juli 2021. 

Efek samping dari penggunaan vaksin Moderna yang sering dirasakan diantaranya nyeri pada lengan yang disuntik, nyeri sendi, nyeri otot, kelelahan, dan pusing. Terakhir, Pfizer. Pada tanggal 15 Juli 2021 BPOM telah menerbitkan izin penggunaan darurat untuk vaksin Pfizer ini. Diberikan dengan setiap dosisnya sebesar 0.3 ml dengan dua kali penyuntikan dan jangka waktu minimal pemberian antar dosis yaitu 21-28 hari.

Ada beberapa varian virus covid-19, menurut W. Putra pada tahun 2022ada beberapa pengaruh varian virus covid-19 terhadap efektivitas vaksin. 

Pertama, varian covid-19 virus Alpha yang menunjukkan pengaruh rendah atau tidak signifikan terhadap efektivitas vaksin. Vaksin yang digunakan diantaranya Pfizer yang menunjukkan sedikit efek mutasi yang ditemukan pada varian Alpha yang dilakukan pada studi netralisasi virus menggunakan serum dari individu yang divaksinasi Pfizer. 

Selain vaksin Pfizer pada jenis covid-19 varian Alpha inu juga menggunakan vaksin Moderna yang menunjukkan tidak terdapat efek yang signifikan pada kapasitas penetralan serum individu yang divaksinasi dengan Moderna terhadap varian Alpha. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline