Lihat ke Halaman Asli

Naila Magda R

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta

Pentingnya Komunikasi Efektif dalam Keluarga Islami

Diperbarui: 12 November 2023   21:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nama: Naila Magda Robina
NPM: 22010400002
Universitas Muhammadiyah Jakarta
Prodi: Ilmu Komunikasi
Matakuliah: Komunkasi Islami
Dosen Pengampu: Dr. Sa'diyah El Adawiyah, M.Si. 

Keluarga, dalam landasan ajaran Islam, bukan hanya sekedar sesuatu  yang bersifat fungsional, melainkan juga sebuah lembaga Pendidikan awal bagi generasi-generasi penerus nya. Masing-masing memiliki peran tersendiri. Seperti seorang ibu yang dikatakan merupakan madrasah pertama bagi anak-anaknya, begitu pula dengan sang ayah yang selain ia adalah kepala keluarga, ayah juga merupakan figure penting yang akan menjadi contoh nyata anak-anaknya tirukan. Sehingga, agar keluarga dapat memainkan perannya dengan baik, komunikasi efektif menjadi seusuatu yang sangat dibutuhkan. Saat kita memikirkan tentang arti mendalam dari komunikasi untuk lingkup keluarga Islami, kita dapat menggali beberapa hal yang mewakili betapa krusialnya fondasi ini.

1. Model Komunikasi Islami dalam Keluarga:

Prinsip-prinsip dasar komunikasi dalam Islam, seperti kejujuran (sidq), sopan santun (adab), dan kesabaran (sabr), membentuk dasar yang kokoh bagi hubungan antar anggota keluarga. Al-Quran juga menegaskan betapa pentingnya menggunakan kata-kata yang baik dan menjauhi perilaku yang dapat menimbulkan permusuhan.

"Dan ucapkanlah kepada hamba-hamba-Ku bahwa mereka hendaknya mengucapkan perkataan yang lebih baik. Sesungguhnya setan menimbulkan permusuhan di antara mereka. Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia." (Q.S. Al-Isra: 53)

Komunikasi yang terjalin di dalam keluarga yang Islami bukan hanya sekedar pertukaran informasi, melainkan juga suatu nilai-nilai yang bersifat mendalam. Perkaataan yang baik sejatinya membawa kenyamanan bagi yang mendengarkan. Entah itu seorang istri, suami, maupun anak-anak. Perkataan bahkan lebih tajam daripada pedang. Sehingga mengucapkan kata-kata yang baik selalu dianjurkan dimanapun itu.

2. Pentingnya Mendengarkan:

Selain mengucapkan hal yang baik, mendengarkan juga menjadi sesuatu yang penting. Rasulullah SAW mengajarkan makna mendengarkan, dalam sabdanya "Siapa yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, hendaklah dia berkata yang baik atau diam. Dan siapa yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, hendaklah dia memuliakan tetangganya. Dan siapa yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, hendaklah dia memuliakan tamu yang datang padanya." (HR. Bukhari)

Hadits ini menggaris bawahi pentingnya mengontrol lisan dan memilih kata-kata dengan bijak, atau bahkan memilih diam dan mendengarkan ketika kata-kata tidak dapat memberikan manfaat. Hal seperti ini biasanya terjadi ketika orang tua ingin menasihati anaknya. Ada suatu kondisi dimana seorang anak hanya butuh untuk di dengarkan tanpa dibantah dan do cecar dengan berbagai kata-kata yang sebenarnya tidak dia inginkan saat itu. Ada juga kondisi dimana seorang anak yang memiliki sifat meledak-ledak ketika perasaan nya belum tervalidasi dengan baik dan orang tua serta merta semakin menekan nya. Padahal, mendengarkan bisa menjadi solusi tepat untuk hal ini.

Contoh lain dapat kita ambil dari bagaimana para sahabat mendeskripsikan Rasulullah. Diantaranya dikatakan bahwa, ketika Rasulullah SAW di panggil oleh sahabat, beliau tidak hanya sekedar menoleh kepada sahabat tersebut. Beliau justru memalingkan wajah dan tubuhnya untuk menghadap sahabat tersebut sebagai bentuk menghargai dan isyarat yang secara tidak langsung menunjukkan bahwa beliau mendengarkan dan menaruh perhatian penuh pada apa yang akan dibicarakan oleh sahabat tersebut.

Karena nya, dari sini dapat disimpulkan bahwa mendengarkan bukan sekadar tindakan fisik seperti mendengar suara, tapi juga merupakan suatu perbuatan hati dan pikiran yang penuh perhatian. Hanya dengan mendengarkan, hati seseorang bisa tenang dengan sendirinya. Dalam pandangan Islam, mendengarkan dengan baik adalah  dari iman yang kuat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline