Lihat ke Halaman Asli

Naila NafisatunMualamah

Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Islam Sultan Agung

Tema Utama P5 Kurikulum Merdeka: Menumbuhkan Jiwa Kewirausahaan Sejak Dini

Diperbarui: 21 Juli 2023   10:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

By: Naila Nafisatun

Dr. Imam Kusmaryono, S.Pd., M.Pd. (Dosen Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UNISSULA)

Naila Nafisatun Mu'alamah (Mahasiswa Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UNISSULA)

Masyarakat tentunya sudah tidak asing lagi dengan Kurikulum Merdeka. Menteri Pendidikan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia yaitu Bapak Nadiem Makarim telah mengganti Kurikulum 2013 menjadi Kurikulum Merdeka. Penerapan Kurikulum Merdeka belum sepenuhnya dilaksanakan di seluruh Indonesia. Hanya mayoritas instansi pendidikan terutama yang berada di kota-kota besar, telah menerapkan Kurikulum Merdeka.

Taukah kamu apa itu Kurikulum Merdeka?

Dikutip dari laman resmi Kemendikbud Ristek, Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan kepada pendidik untuk menciptakan pembelajaran berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan belajar peserta didik. Kurikulum Merdeka sering disebut dengan Kurikulum Merdeka Belajar. Kurikulum tersebut merupakan kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam, di mana konten yang disajikan kepada peserta didik akan lebih optimal dengan tujuan agar peserta didik dapat memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep serta menguatkan kompetensi. Kurikulum Merdeka ialah salah satu pilihan kurikulum dari tiga yang dapat dipilih oleh sekolah untuk mengatasi masalah learning loss peserta didik karena adanya Pandemi Covid-19.

Terdapat tiga prinsip pembelajaran Kurikulum Merdeka Belajar, yakni sebagai berikut:

1. Pembelajaran Intrakurikuler

Pembelajaran intrakurikuler dilaksanakan secara berdiferensiasi agar peserta didik mampu mendalami konsep sesuai waktu yang dibutuhkan dan guru dapat memilih perangkat ajar yang sesuai dengan karakteristik peserta didik.

2. Pembelajaran Kokurikuler

Pembelajaran Kokurikuler ini berupa Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang berfokus pada pengembangan karakter dan kompetensi umum peserta didik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline