2 kali hasil seri berturut-turut di Liga Inggris, membuat para fans Arsenal mempertanyakan ketajaman lini depan Arsenal. Jumlah gol yang ditorehkan, malah berbanding lurus dengan jumlah kemasukan. Lantas, apakah perlu perbaikan dalam lini depan Arsenal? Jawabannya "ya"
Sudah tidak diragukan lagi, kalau lini tengah Arsenal dipenuhi dengan gelandang-gelandang yang memanjakan penyerang siapapun di lini depan Arsenal. Namun, hal itu seperti menjadi alasan bagi para striker untuk menjadi manja seutuhnya. Dapat kita lihat dalam sosok Olivier Giroud dan Yaya Sanogo, yang kalau dilihat dari performanya sejauh ini, mereka lebih sering menunggu umpan cantik tanpa effort mencari ruangan dan berlari sekuat tenaga mengejar kesempatan.
Mari kita mencerna kata "Lini Depan" terlebih dahulu. Ada 3 tipe pemain "Lini Depan" di dalam sepakbola: Post Player, Striker, and Poacher. Secara singkat, perbedaannya kira-kira seperti ini:
- Post Player: Pemain yang cenderung menggunakan power dan tinggi badan dalam mengincar gol ke gawang lawan. Contoh: Oliver Bierhoff, Fernando Llorente, Didier Drogba,
- Striker: Pemain yang memaksimalkan kecepatan, ketajaman, dribbling, dan ball control dalam mengincar gol ke gawang lawan. Contoh: Thierry Henry, Wayne Rooney, Lionel Messi, Sergio Aguero,
- Poacher: Pemain yang mengandalkan positioning, Teknik, dan ehm.. sedikit luck (keberuntungan) dalam mengincar gol. Contoh: Fillipo Inzaghi, Ruud Van Nistelrooy, Dimitar Berbatov
Lantas? Lini depan jenis apa yang dibutuhkan dalam permainan Arsenal? Melihat lini tengah Arsenal yang penuh dengan passing-passing pendek dan one-touch, tentu saja dibutuhkan kecepatan berpikir dan kecepatan gerak keseluruhan lini di lapangan, termasuk lini depan pastinya. Tanpa mengecilkan potensi dan peran Olivier Giroud & Yaya Sanogo (yang termasuk jenis Post Player / Poacher), Arsenal membutuhkan pemain depan bertipe STRIKER.
Apakah Arsenal memiliki pemain depan bertipe striker? Dengan tegas saya menjawab: "Ya". Sebut saja: Alexis Sanchez, Joel Campbell, Alex Oxlade-Chamberlain, Lukas Podolski, hingga Theo Walcott. "bukannya mereka pemain sayap?" - pertanyaan lanjutan yang akan menyertai pernyataan saya tersebut. Mungkin kita bisa berkaca lewat kesuksesan para striker tajam yang pernah bermain sebagai sayap sebelumnya: Thierry Henry, Lionel Messi, Sergio Aguero, hingga Neymar.
Lalu, apa yang harus Olivier Giroud & Yaya Sanogo lakukan? Seperti nasehat para bijak di luar sana: "Always Have a Plan-B", jadikan mereka sebagai "Plan-B", sebagai super-sub, Pemain pengganti yang super. Yang bisa merubah arus permainan dengan dobrakan power, tinggi badan, dan ehm.. luck.
Intinya sih, pertahankan karakter permainan Arsenal sebagai Plan-A. Arsenal yang cepat, tajam, penuh passing pendek & one-touch. Ya.. Arsenal yang kita semua kenal dengan sebutan "Sexy Football".
[*Ini hanya hasil bedah dari seorang ahli (?) bedah yang mempelajari obyeknya dari pengamatan layar kaca di tiap pertandingan Arsenal dari tahun 2004. ]