Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Nahrowi

Santri, Proletar

Pragmatisme Mancini Bawa Italia Bangkit

Diperbarui: 19 November 2019   15:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Twiter @LiveSport88fc

Gli Azzuri julukan akrab Timnas Italia menuai hasil fantastis di kualifikasi Euro 2020, dari 8 kali bertanding, semuanya dilibas dengan sempurna, tanpa seri apalagi kalah, catatan yang sama dengan Belgia. 

Untuk urusan menjebol gawang lawan, Tim asuhan Roberto Mancini ini membobol gawang lawan sebanyak 37 kali lebih produktif ketimbang negara yang biasanya filosofi bermain offensif layaknya spanyol dan German serta hanya kebobolan 4 kali. 

Jumlah gol ini hanya Timnas Inggris yang menyamai, menjadikan kedua negara sebagai Tim terproduktif.Dilansir dari Goal.com torehan kemenangan tahun ini juga menjadi rekor terbanyak kemenangan Timnas Italia dalam kurun satu tahun , dengan 11 kemenagan beruntun, terbanyak dibanding dengan skuad-skuad sebelumnya.

Dengan pencapaian ini pula raksasa sepakbola yang sedang tertidur akhirnya babgun juga, masih lekat dalam ingatan, piala Dunia 2018 mungkin saja menjadi Pildun paling membosankan bagi Fans Italia, dimana kala itu gagal masuk keputaran final setelah kalah kalah di Playoff dengan Swedia.

Sebenarnya Roberto Mancini melakoni kualifikasi ini dengan materi pemain yang tak begitu mewah, praktis hanya Jorginho (Chelsea) , Marco Verati (PSG) Emerson Palmieri (Chelsea) dan Vicenzo Griffo (Freiburg) yang bermain di Luar Liga Italia. Ber.beda dengan negara Rival, Spanyol, German , England, Belanda, & France yang rata-rata pemainya bermain di liga papan atas Eropa.

Dengan mayoritas  pemain liga Lokal, malah membuat Mancini lebih leluasa untuk mengolah strateginya, mengurangi resiko pertikain antar pelatih dan pemain, mengingat sewaktu melatih klub catatan konflik dengan pemain bintang sering dialami Mancini.

Pelatih yang meraih gelar terbanyak bersama Inter Milan ini tercatat pernah kontra dengan pemainya, Stevan Jovetic & Pablo Osvaldo di Inter Milan, Carlos Tevez & Balotelli di Inter, nama-nama Tenar  yang menjadi bintang di klubnya masa itu.

Mancini juga membawa kembali Identitas Italia sebagai Timnas papan atas, dengan mengusung pakem permainan pragmatisnya, maka tak heran jika Mancini masih mempertahankan Bek yang sudah udzur, Leonardo Bonuci, acerbi, dan juga sang kiper Salvatore sirigu.  

Prinsip Mancini sedikit kebobolan maka akan menang sampai saat ini terbukti, dengan memasukan 37 Goal dan kemasukan 4 Goal.

Akankah Italia benar-benar kembali ke Identitasnya sebagai tim raksasa, atau hanya kebetulan saja karena satu grup dengan Tim-tim gurem? Kita tunggu hasilnya di Euro 2020.

Forza Italia!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline