Lihat ke Halaman Asli

Nahlu Hasbi Heriyanto

Mahasiswa S1 Pendidikan Bahasa Inggris

Meniti Sunyi, Menemukan Diri: Sebuah Ode Kesendirian

Diperbarui: 24 Juli 2024   01:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Jika belum punya apa-apa, jangan dulu punya siapa-siapa. Sebab hati yang masih sepi, tak mampu menampung gelora asmara. Jiwa yang belum tertempa, bagai perahu di tengah badai, terhempas tanpa arah, hilang tanpa jejak.

Di dalam kesunyian, kau temukan dirimu. Mengurai asa, menggenggam cita, meniti harap di atas batu karang hidup. Setiap detik yang berlalu, setiap nafas yang terhela, adalah benih-benih kekuatan yang kelak berbuah ketegaran. Biarkan waktu yang menjadi sahabatmu, biarkan kesendirian yang mengajarkan makna sejati hidup ini.

Kala jiwamu telah teguh dan langkahmu mantap, saat tanganmu kokoh menggenggam kemudi hidup, barulah kau siap berbagi. Cinta sejati tak datang dari kekosongan, tapi dari dua hati yang penuh, saling mengisi dan memahami tanpa kata-kata.

Jika belum punya apa-apa, jangan dulu punya siapa-siapa. Sebab mencintai bukanlah sekedar kata indah, tapi keberanian menatap masa depan bersama. Tak hanya tentang bahagia, tapi juga tentang luka yang diterima bersama. Hingga kelak, kau temukan seseorang yang tak hanya hadir sebagai bayangan, tapi sebagai penyangga, sebagai teman yang setia dalam suka dan duka.

Biarlah kesendirian ini menjadi lorong waktu yang membawamu pada kedewasaan. Hingga ketika kau bertemu dia, kau bukan lagi sebatang kara, melainkan sebatang pohon kokoh, siap menyongsong badai bersama, siap meneduhkan dunia bersama.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline