Bagas, Citra, dan Adi melanjutkan penyelidikan mereka dengan tekad bulat. Mereka tahu bahwa mereka harus bertindak cepat sebelum rahasia mereka terungkap. Mereka berkumpul di sebuah ruangan aman yang mereka temukan di sudut kampus, mengatur rencana selanjutnya. Adi, meskipun tampak ketakutan, memberikan banyak informasi berharga tentang struktur UKM Sastra dan Dewan Tertinggi.
Suatu malam, ketika mereka sedang membahas langkah berikutnya, Adi tiba-tiba tampak gelisah. Bagas dan Citra tidak menyadari bahwa Adi telah merencanakan sesuatu yang jahat. Dengan cepat, Adi membuka pintu dan memberikan sinyal kepada seseorang di luar. Dalam sekejap, sekelompok orang berpakaian hitam masuk dan mengepung mereka.
"Maafkan aku," kata Adi dengan suara bergetar. "Aku tidak punya pilihan."
Bagas dan Citra merasa marah dan kecewa. Mereka tidak menyangka Adi akan berkhianat. Orang-orang berpakaian hitam itu adalah anggota UKM Sastra yang ditugaskan untuk menyingkirkan mereka. Mereka dengan cepat menyeret Bagas dan Citra keluar dari ruangan.
Tiba-tiba, sebuah bayangan muncul dari sudut ruangan. Itu adalah Bimo. Dengan cepat, dia mengalahkan beberapa anggota UKM Sastra dengan gerakan yang terlatih. "Lepaskan mereka!" teriak Bimo dengan suara tegas.
Bagas dan Citra terkejut melihat Bimo. Mereka tidak tahu bahwa dia memiliki keterampilan seperti itu. Bimo membantu mereka bangkit dan menghadapi anggota UKM Sastra yang tersisa. Setelah pertempuran singkat, mereka berhasil melumpuhkan semua musuh mereka.
"Bagaimana kamu bisa...?" tanya Citra keheranan.
Bimo tersenyum pahit. "Aku adalah mantan anggota Dewan Tertinggi. Aku tahu semua tentang UKM Sastra dan rahasia kelam mereka. Aku keluar dari organisasi itu setelah menyadari betapa berbahayanya mereka. Aku telah berusaha menghentikan mereka sejak saat itu."
Bagas dan Citra tidak bisa menyembunyikan rasa terkejut mereka. "Kenapa kamu tidak pernah memberitahu kami?" tanya Bagas.
"Aku harus memastikan kalian bisa dipercaya dan benar-benar bertekad untuk menghentikan mereka," jawab Bimo. "Sekarang kita harus bergerak cepat sebelum mereka menyadari apa yang terjadi."
Dengan bantuan Bimo, Bagas dan Citra memutuskan untuk menyerang jantung organisasi: tempat pertemuan rahasia Dewan Tertinggi. Mereka tahu bahwa ini adalah kesempatan terakhir mereka untuk mengakhiri kegelapan yang melingkupi kampus.