Lihat ke Halaman Asli

Nahlu Hasbi Heriyanto

Mahasiswa S1 Pendidikan Bahasa Inggris

UKM Sastra: Kamuflase Bayangan Pt.3

Diperbarui: 21 Juli 2024   04:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi tokoh generated with DALL E AI

Kematian Arya semakin menggemparkan kampus. Desas-desus tentang pembunuh berantai semakin merebak, dan ketakutan menyelimuti setiap sudut kota. Polisi merasa terdesak untuk mengungkap misteri ini, namun mereka kekurangan petunjuk dan arah yang jelas.

Di tengah kekacauan ini, seorang mahasiswa bernama Bagas muncul sebagai harapan baru. Bagas adalah seorang mahasiswa berbakat yang dikenal karena kemampuannya dalam memecahkan masalah yang paling rumit. Dengan kecerdasan dan ketelitiannya, dia sering kali dianggap sebagai sosok yang dapat melihat pola-pola yang tidak disadari oleh orang lain.

Bagas diperkenalkan kepada pihak kepolisian oleh seorang dosen yang percaya pada kemampuannya. Setelah mendapat izin, Bagas mulai mempelajari semua berkas kasus, menyusun kembali setiap detail yang mungkin terlewatkan. Dia bekerja tanpa henti, mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi dan siapa yang berada di balik semua ini.

Selama penyelidikannya, Bagas ditemani oleh seorang mahasiswa bernama Citra. Citra adalah seorang jurnalis kampus yang bersemangat dan penuh keberanian. Dia tidak hanya cerdas tetapi juga memiliki insting yang tajam dalam mencari informasi. Bersama Bagas, Citra bertekad untuk mengungkap kebenaran di balik serangkaian pembunuhan ini.

Bagas dan Citra mulai dengan memeriksa kamar kost Surya dan Arya, mencari petunjuk yang mungkin terlewatkan oleh polisi. Di kamar Surya, mereka menemukan sebuah jurnal yang tersembunyi di balik rak buku. Jurnal itu berisi catatan Surya tentang setiap pembunuhan yang dia lakukan, termasuk pengamatannya terhadap Arya. Namun, ada satu halaman yang menarik perhatian Bagas dan Citra. Halaman itu berisi catatan tentang seseorang yang selalu mengikuti Surya dari jauh, seseorang yang Surya sendiri tidak pernah tahu identitasnya.

“Ini bukan sekedar pembunuhan berantai. Ini lebih seperti permainan psikologis,” kata Bagas kepada Citra sambil memeriksa jurnal tersebut.

Citra mengangguk, “Dan Arya terjebak dalam permainan ini, sama seperti Surya.”

Mereka kemudian menuju kamar Arya, di mana mereka menemukan cermin besar yang disebutkan dalam catatan polisi. Cermin itu tampak biasa, tetapi Bagas merasakan ada sesuatu yang aneh. Dia mengamati cermin itu dengan cermat, mencoba mencari tahu apa yang membuatnya istimewa. Saat itulah dia menemukan goresan halus di sudut cermin, seolah-olah seseorang telah menuliskan sesuatu dan kemudian menghapusnya.

“Mungkin ada pesan tersembunyi di sini,” kata Bagas sambil mengeluarkan lampu UV dari tasnya.

Ketika mereka menyinari cermin dengan lampu UV, sebuah pesan muncul: "Selamat datang di permainan terakhir."

Citra menggigil. “Apa maksudnya ini? Siapa yang menulis ini?”

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline