Lihat ke Halaman Asli

Nahlu Hasbi Heriyanto

Mahasiswa S1 Pendidikan Bahasa Inggris

Siluet Cahayamu di Balik Bayanganku

Diperbarui: 6 Juli 2024   18:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: dokumen pribadi

Di sebuah kampus negeri yang gemerlap di Surabaya, Haci, seorang mahasiswa yang pendiam namun penuh misteri, dan Hana, seorang mahasiswi yang hangat dan disenangi banyak orang, bertemu di panitia acara besar kampus. Haci sering kali terlihat sibuk mengatur detail-detail kecil acara, sementara Hana menjadi sosok yang ceria di antara kerumunan.

Haci, dengan kecerdasan dan kepekaannya yang luar biasa, diam-diam melakukan banyak hal untuk membantu Hana. Ia membawa barang-barang yang terlupa Hana, mempertahankan argumen Hana dengan tegas saat rapat panitia, atau sekadar mengangkat tas Hana yang terasa berat di pundaknya, seperti merawat seekor kucing kecil yang sedang digendongnya.

Perasaan Haci terhadap Hana tumbuh lebih dalam setiap hari. Namun, Haci, dalam kerendahhatiannya, merasa tidak pantas untuk berada di samping Hana yang ceria dan penuh cahaya. Ia menjaga jarak, berusaha agar tidak terlalu dekat, meskipun hatinya terusik oleh senyum Hana yang memikat.

Hana, yang peka terhadap kebaikan Haci, mulai menyadari perasaannya. Ia jatuh cinta pada kesederhanaan dan kebaikan hati Haci yang tersembunyi di balik wajahnya yang serius. Suatu malam, setelah acara besar berakhir, Hana menghadap Haci di tepi danau kampus yang tenang.

"Dia, aku menyadari semua yang telah kau lakukan untukku," ujar Hana dengan lembut, matanya terpaku pada Haci.

Haci terdiam sejenak, mencoba mengontrol emosi yang meluap di dadanya. "Hana, aku..."

"Haci, aku mencintaimu," potong Hana dengan mantap, mencoba mengekspresikan perasaannya.

Namun, Haci hanya bisa menggeleng perlahan. "Maafkan aku, Hana. Aku mencintaimu juga, tetapi aku tidak bisa memberikanmu apa yang kau inginkan. Aku tidak pantas untukmu."

Hana terdiam, air matanya mengalir tanpa bisa ditahan lagi. Ia mencoba memahami kata-kata Haci, tetapi hatinya hancur berkeping-keping. Mereka berdua terdiam di tepi danau, hingga cahaya rembulan menerangi keheningan malam itu.

"Haci," ucap Hana dengan suara bergetar, matanya mencari mata Haci yang penuh dengan keheningan.

Haci memandang Hana dengan penuh keteguhan, tetapi juga penuh dengan penyesalan yang dalam. "Hana..."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline