Lihat ke Halaman Asli

NAHLI

Scientist, logist

Manajemen Energi di Atas Manajemen Waktu

Diperbarui: 9 April 2022   12:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.pexels.com/photo/a-person-taking-notes-5582865/

Sambil menunggu pagi, saya coba - coba mencari tahu, kenapa saya begitu buruk dalam mengelola waktu. Sudah banyak video - video dari YouTube yang membahas tentang produktifitas. Tapi memang menjalaninya lebih sulit daripada sekadar mempelajari teorinya. 

Namun satu video dari Matt d'Avella  berjudul Why you're so bad at managing your time mungkin memberikan sedikit pencerahan untuk bagaimana cara untuk menjadi sedikit lebih produktif.

"Ternyata kita salah dalam mengelola waktu", itu yang dikatakan Matt dalam videonya. Jeff Bezos si milyarder pernah mengatakan bahwa kita semua manusia memiliki suatu sumber daya yang sama, yaitu waktu sebanyak 24 jam dalam satu hari, tinggal bagaimana kita mengelolanya. Hey, Jeff Bezos tidak memikirkan cucian menumpuk di kamarnya, tempat cucian piring yang tersumbat karena sisa makanan yang menumpuk, atau kipas angin yang sudah tidak terasa anginnya karena terlalu banyak debu yang tersangkut. Sehingga 24 jam kita miliki sangatlah berbeda dengan Pakde Jeff punya. 

Sehingga Om Matt menyarankan daripada kita sibuk mengelola waktu, ada pengelolaan yang patut dicoba, yaitu pengelolaan energi yang kita punya untuk menunjang produktifitas. Ada 4 tips yang dia berikan dan patut dicoba.

  1. Find your peak performance period. Dalam satu hari kita harus memetakan kapan energinya kita berada pada level paling tinggi. Ada orang yang disebut morning person, yaitu di pagi hari sudah bisa fokus tanpa diganggu. Ataupun orang yang nocturnal atau night crawling yang justru bisa "cenghar" di malam hari. Aku mungkin tipe orang yang bisa produktif di siang hari, sehingga aku harus eat the frog first pada waktu tersebut.
  2. Find out how much energy a task would require. Ketika ada suatu pekerjaan, kita harus mampu mendikotomikan mana pekerjaan yang membutuhkan energi besar, dan yang hanya membutuhkan sedikit energi saja. Jangan sampai untuk merapikan tempat tidur saja kita harus terlalu memikirkannya (berapa ratio persegi panjang yang akan aku buat ketika akan melipat selimut ini). Abraham Lincoln pernah mengatakan bahwa, jika dia hanya diberikan waktu 1 jam untuk memotong sebuah pohon, maka dia akan menggunakan 45 menit waktunya untuk mengasah kapaknya. Ini membuktikan bahwa energi yang dia punya bisa dipetakan untuk mengasah kapak dan mengeksekusi untuk memotong pohon. Hal ini pernah kucoba ketika menyusun formula excel dengan parameter yang banyak. Hal itu membutuhkan 90% energi untuk membuatnya, namun ketika formula excel itu sudah rampung, aku hanya perlu drop down dan mengevaluasi hasilnya (yang hanya membutuhkan energi sekitar 10%)
  3. Refill your cup regularly. Masih banyak masyarakat kita yang masih menganggap bahwa istirahat atau tidur adalah suatu kesalahan. Orang produktif itu tidak tidur, tidak rebahan, atau bahkan scrolling tiktok. Padahal, istirahat harus masuk ke dalam prioritas, karena istirahat (pada waktu yang tepat) justru dapat meningkatkan produktifitas. Lakukan hal - hal yang membuat kita segar kembali, seperi rebahan, meditasi, jalan kaki, menonton video stand up comedy. Aku pernah mencobanya dengan menyalakan timer 15 menit untuk aku istirahat dan membuka media sosial apapun. Namun setelah timer itu berbunyi, aku harus kembali ke pekerjaan.
  4. Make a flexible to-do list. Ingat kita bukan manusia sempurna yang bisa menyelesaikan 20 to-do list yang kita buat di pagi hari. Keadaan di luar sana penuh ketidakpastian yang membuat to-do list kita menjadi kurang relevan untuk dikerjakan di hari itu. YouTuber Ali Abdaal justru mengubah nama to-do list menjadi might-do list. Ini pernah terjadi padaku ketika sudah menyusun to-do list seideal mungkin, tapi tetap saja ada distraksi sana sini yang justru malah membuat hanya 10% dari list tersebut yang terselesaikan.

Dari keempat tips tersebut, kita dapat mengubah pandangan kita terhadap produktifitas yang terlihatnya sangat sempurna. Semoga tulisan ini membuatku dan teman - teman yang membaca bisa sama - sama belajar untuk menjadi lebih baik dan lebih produktif walaupun sedikit.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline