Lihat ke Halaman Asli

Nanang A.H

Pewarta

Self-Pity Loop: Bahayanya dan Cara Keluar dari Lingkaran Negatif

Diperbarui: 28 Desember 2024   12:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi self-pity loop. (Foto: Daniel Thome/Pexels)

Pernahkah Anda merasa terus-menerus terjebak dalam perasaan kasihan pada diri sendiri? Perasaan ini dikenal sebagai self-pity loop, sebuah kondisi psikologis di mana seseorang larut dalam rasa sedih, kecewa, atau marah atas nasib buruk yang menimpanya, tanpa berusaha keluar dari situasi tersebut.

Jika dibiarkan, kondisi ini dapat berdampak buruk pada kesehatan mental, hubungan sosial, dan bahkan produktivitas. Lantas, apa sebenarnya yang memicu self-pity loop dan bagaimana cara mengatasinya?

Mengapa Self-Pity Loop Terjadi?

Self-pity loop biasanya muncul akibat perasaan frustrasi yang tidak terselesaikan. Beberapa faktor yang sering menjadi pemicunya adalah:

1. Ekspektasi yang Tidak Terpenuhi

Ketika kenyataan tidak sesuai dengan harapan, seseorang mungkin merasa dunia tidak adil padanya. Hal ini menimbulkan rasa kecewa yang berkepanjangan.

2. Trauma atau Pengalaman Buruk

Pengalaman menyakitkan, seperti kehilangan, kegagalan, atau penolakan, dapat membuat seseorang terus-menerus mengingat kejadian buruk tersebut, sehingga sulit untuk bangkit.

3. Kurangnya Dukungan Sosial

Ketika seseorang merasa sendirian dalam menghadapi masalahnya, rasa kasihan pada diri sendiri bisa menjadi pelarian yang sulit dihentikan.

4. Pola Pikir Negatif

Individu dengan pola pikir pesimis cenderung melihat masalah sebagai sesuatu yang permanen dan tidak bisa diubah, memperkuat self-pity loop.

Bahaya Terjebak dalam Self-Pity Loop

Meskipun terasa melegakan untuk sejenak meratapi nasib, terlalu lama berada dalam kondisi ini dapat membawa dampak buruk:

-Menurunkan Kesehatan Mental

Self-pity yang kronis sering kali berujung pada depresi atau kecemasan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline