Lihat ke Halaman Asli

Nanang A.H

Pewarta

Mengenal Impostor Syndrom: Ketakutan Semu dan Cara Mengatasinya

Diperbarui: 26 Desember 2024   13:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penderita Impostor syndrom merasa keberhasilannya hanyalah hasil keberuntungan semata, bukan karena kemampuan atau usahanya (Foto: Liza Summer/Pexels)

Apa Itu Impostor Syndrome?

Impostor Syndrome adalah kondisi psikologis di mana seseorang merasa tidak pantas atas pencapaiannya, meskipun telah bekerja keras dan memiliki bukti nyata akan kemampuan mereka. 

Penderita sering kali merasa bahwa keberhasilan mereka hanyalah hasil keberuntungan semata, bukan karena kemampuan atau usaha mereka. Hal ini kerap dialami oleh individu yang sukses, mulai dari pelajar, pekerja profesional, hingga tokoh publik.

Istilah ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1978 oleh psikolog Pauline Clance dan Suzanne Imes. Mereka menemukan bahwa banyak orang, terutama perempuan, sering merasa tidak layak atas prestasi mereka, meski sebenarnya mereka sangat kompeten.

Gejala Impostor Syndrome

Beberapa gejala umum yang sering dirasakan, antara lain:

1. Merasa Tidak Layak: Selalu merasa orang lain lebih baik dan lebih pintar.

2. Ketakutan Diekspos: Takut jika orang lain "mengetahui" bahwa mereka tidak sekompeten yang terlihat.

3. Meremehkan Pencapaian: Menganggap keberhasilan hanya karena keberuntungan atau bantuan orang lain.

4. Perfeksionisme Berlebihan: Menganggap kesalahan kecil sebagai bukti ketidakmampuan.

5. Khawatir Gagal: Terus merasa cemas tidak dapat mempertahankan standar tinggi yang telah dicapai.

Penyebab Impostor Syndrome

Ada beberapa faktor yang memengaruhi munculnya impostor syndrome, antara lain:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline