Kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12% yang akan mulai berlaku pada 1 Januari 2025, menjadi isu yang tengah hangat diperbincangkan. Langkah ini memang ditujukan untuk meningkatkan penerimaan negara, tetapi tidak bisa dipungkiri, dampaknya akan sangat dirasakan oleh masyarakat, terutama kelas menengah.
Menurut Ronny P. Sasmita, Analis Senior Indonesia Strategic and Economic Action Institution, seperti dilansir kompas.com, kenaikan PPN ini akan mengerek harga barang dan jasa. Kenaikan tersebut otomatis akan membebani konsumen, khususnya masyarakat kelas menengah yang daya belinya telah menurun akibat tekanan ekonomi global maupun domestik.
Lantas, bagaimana cara masyarakat menyiasati kenaikan ini agar dampaknya tidak terlalu memberatkan? Berikut penjelasan lengkapnya:
Dampak Kenaikan PPN terhadap Kelas Menengah
1. Harga Barang dan Jasa Naik
Kenaikan PPN sebesar 1% menjadi 12% akan langsung diteruskan oleh pelaku usaha ke harga jual produk. Barang kebutuhan sehari-hari hingga jasa yang dikenakan PPN akan mengalami kenaikan harga.
2. Penurunan Daya Beli
Kelas menengah menjadi kelompok yang paling terdampak. Mereka cenderung memiliki pengeluaran yang besar untuk kebutuhan harian, pendidikan, hingga gaya hidup. Dengan naiknya harga, kemampuan mereka untuk memenuhi kebutuhan tersebut menjadi terbatas.
3. Pergeseran Prioritas Konsumsi
Masyarakat cenderung akan lebih selektif dalam berbelanja dan mengurangi pembelian barang non-esensial.
Tips Solusi Menghadapi Kenaikan PPN
Kenaikan pajak bukanlah hal yang bisa dihindari, tetapi masyarakat dapat mengelola keuangan dengan lebih bijak agar dampaknya dapat diminimalkan. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan:
1. Evaluasi dan Susun Ulang Anggaran