Istilah "tembok kantor bisa ngomong" bukan hanya peribahasa; ini mengingatkan bahwa apa pun yang kita ceritakan di lingkungan kerja bisa menyebar tanpa kita sadari. Mungkin banyak dari kita merasa nyaman berbicara dengan rekan kerja, terlebih saat melewati hari-hari yang melelahkan atau saat tengah menghadapi masalah pribadi. Namun, apakah berbagi informasi atau cerita di tempat kerja—yang sering disebut sharing—sebenarnya selalu aman?
Mengapa Berbagi Itu Wajar, Tapi Oversharing Tidak?
Berbagi cerita adalah hal yang normal, terutama saat kita ingin merasa didengar atau mencari dukungan. Bahkan, berbagi pengalaman bisa membangun hubungan yang lebih kuat dengan rekan kerja dan menciptakan suasana yang lebih harmonis. Namun, penting untuk menyadari bahwa tidak semua hal pantas dibicarakan di lingkungan profesional.
Oversharing adalah saat seseorang membagikan informasi terlalu banyak atau terlalu pribadi. Mungkin tampak sepele saat kita bercerita soal hubungan asmara, kondisi keuangan, atau masalah keluarga. Namun, kenyataannya, informasi seperti ini bisa berisiko jika sampai ke telinga yang salah.
Risiko Oversharing di Tempat Kerja
1. Terciptanya Stereotip Negatif
Jika kita sering menceritakan masalah pribadi, misalnya terkait kondisi finansial atau konflik keluarga, rekan kerja bisa saja mulai memandang kita secara berbeda.
Alih-alih memahami kita, mereka mungkin justru menciptakan stereotip atau bahkan menganggap kita tidak profesional. Mereka bisa jadi menilai bahwa kita kurang fokus terhadap pekerjaan karena sering mengeluh atau membicarakan masalah pribadi.
2. Berpotensi Menyebarkan Desas-desus
Di lingkungan kerja, ada pepatah bahwa "kantor bukan tempat yang benar-benar bebas dari gosip." Apa yang kita ceritakan, meski hanya ke satu orang, bisa saja sampai ke orang lain melalui gosip.
Hal ini bahkan dapat menimbulkan rumor atau desas-desus yang menyimpang dari kebenaran dan justru merugikan diri kita sendiri.
3. Mengurangi Rasa Hormat dari Rekan Kerja