Deflasi adalah fenomena ekonomi yang terjadi ketika harga-harga barang dan jasa mengalami penurunan secara terus-menerus. Kondisi ini, meskipun sekilas terlihat menguntungkan karena harga menjadi lebih murah, sebenarnya dapat berdampak negatif terhadap perekonomian.
Dalam jangka panjang, deflasi dapat menurunkan daya beli, menyebabkan penurunan produksi, hingga meningkatnya angka pengangguran.
Pengertian Deflasi
Deflasi terjadi ketika tingkat harga umum di suatu negara menurun, sehingga nilai mata uang mengalami peningkatan. Menurut data Bank Indonesia, deflasi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti penurunan permintaan konsumen, surplus produksi, atau kebijakan moneter yang ketat.
Ketika harga turun, konsumen cenderung menunda pembelian dengan harapan harga akan turun lebih lanjut, yang pada gilirannya dapat menurunkan permintaan dan menyebabkan stagnasi ekonomi.
Dampak Deflasi Terhadap Ekonomi
1. Penurunan Daya Beli Masyarakat
Deflasi menyebabkan konsumen menahan pengeluaran, yang berujung pada penurunan daya beli secara umum. Hal ini menghambat perputaran uang di masyarakat dan menurunkan pertumbuhan ekonomi.
Data dari OECD Economic Outlook menunjukkan bahwa deflasi berkepanjangan di beberapa negara dapat mengakibatkan penurunan pertumbuhan ekonomi hingga 2% per tahun.
2. Penurunan Produksi dan Lapangan Kerja
Ketika permintaan menurun, produsen akan menurunkan volume produksi mereka untuk menghindari surplus. Akibatnya, beberapa perusahaan mungkin melakukan pemotongan tenaga kerja atau bahkan menutup operasi, sehingga meningkatkan angka pengangguran. Situasi ini pernah terjadi di Jepang pada era Lost Decade 1990-an, di mana tingkat pengangguran melonjak akibat deflasi yang berkepanjangan.
3. Beban Utang yang Meningkat