Kecewa adalah emosi yang wajar dan alami, bahkan bagi anak-anak. Sebagai orang tua atau pendamping, membantu anak mengatasi rasa kecewa bukan hanya sekadar menenangkan mereka, tetapi juga mengajarkan mereka cara mengelola emosi dengan sehat.
Berdasarkan berbagai studi psikologi perkembangan, anak-anak yang dilatih untuk mengelola kekecewaan sejak dini akan lebih mampu menghadapi tantangan emosional di masa depan. Artikel ini akan membahas tips efektif untuk membantu anak mengatasi rasa kecewa serta data dan analisis terkait pentingnya keterampilan ini.
Pentingnya Mengajarkan Anak Mengelola Rasa Kecewa
Kecewa mungkin terasa seperti emosi yang kecil, tetapi bagi anak-anak, kekecewaan bisa terasa sangat besar dan mengganggu.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh American Psychological Association (APA) menunjukkan bahwa anak-anak yang tidak diberi kesempatan untuk belajar mengelola kekecewaan berisiko lebih tinggi mengalami masalah kecemasan dan depresi di masa remaja dan dewasa .
Sebaliknya, anak-anak yang diajarkan untuk menghadapi kekecewaan dengan cara yang sehat cenderung memiliki ketahanan emosional yang lebih kuat dan lebih mampu mengelola stres di masa depan.
1. Dengarkan Perasaan Anak dengan Empati
Ketika anak merasa kecewa, penting untuk menunjukkan empati dan mendengarkan mereka dengan penuh perhatian. Hindari meremehkan perasaan mereka atau memberikan solusi langsung tanpa memahami apa yang mereka rasakan.
- Contoh Pendekatan Empati:
Alih-alih mengatakan, "Itu bukan masalah besar, jangan sedih," cobalah mengatakan, "Mama tahu kamu merasa kecewa karena mainanmu rusak. Itu pasti menyedihkan untukmu."
- Mengapa Hal Ini Penting:
Menurut studi yang dipublikasikan oleh Journal of Child Psychology and Psychiatry, pendekatan empati membantu anak merasa didengar dan dihargai, yang merupakan fondasi penting dalam mengembangkan rasa aman emosional .