Lihat ke Halaman Asli

Nanang A.H

Pewarta

Vasektomi, Budaya Patriarki, dan Strategi Sosialisasi

Diperbarui: 24 September 2024   09:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi operasi vasektomi (sumber gambar: Deutsche Welle)

Vasektomi merupakan salah satu metode kontrasepsi permanen yang sangat efektif untuk pria. Prosedur ini melibatkan pemotongan atau penyumbatan saluran sperma (vas deferens) sehingga sperma tidak dapat mencapai semen yang dikeluarkan saat ejakulasi.

Meski terbukti aman, efektif, dan relatif sederhana, kontrasepsi vasektomi masih tergolong sepi peminat, terutama di negara-negara berkembang seperti Indonesia.

Lantas, apa yang menjadi penyebab rendahnya penggunaan metode ini, dan strategi apa yang bisa dilakukan untuk meningkatkan minat masyarakat terhadap vasektomi?

Vasektomi: Kontrasepsi yang Efektif dan Aman

Sebagai metode kontrasepsi permanen, vasektomi memiliki tingkat keberhasilan yang hampir mencapai 99%. 

Selain itu, prosedur ini relatif cepat, biasanya hanya memerlukan waktu sekitar 15-30 menit, dan tidak mempengaruhi fungsi seksual pria, seperti ereksi atau kemampuan orgasme.

Namun, meskipun secara medis vasektomi adalah solusi kontrasepsi yang unggul, jumlah pria yang memilih vasektomi sangat rendah dibandingkan dengan metode kontrasepsi lainnya, seperti pil KB atau IUD (spiral) yang umumnya digunakan oleh wanita.

Penyebab Vasektomi Sepi Peminat

Ada beberapa alasan yang menyebabkan vasektomi kurang diminati oleh pria, di antaranya:

Kurangnya Edukasi dan Informasi

Banyak pria yang masih memiliki pemahaman yang salah tentang vasektomi. Mitos bahwa vasektomi akan menurunkan kejantanan atau mengurangi gairah seksual masih tersebar luas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline