Rindu Rasul
Dalam sunyi yang mendalam,
rindu terbit seperti fajar,
menghampar di hati yang gelisah,
mengulang-ulang nama itu:
Muhammad, kekasih yang jauh
namun selalu dekat di setiap napas.
Di malam maulid ini,
angin membawa kisah kelahiranmu,
ketika cahaya pertama kali
menerangi kegelapan dunia,
dan langit bersujud
menyambut rahmat yang lahir.
Kami, yang jauh dari zamanmu,
hanya bisa mengingat,
menggali cinta dari cerita-cerita
yang dituturkan dengan lembut.
Kami rindu padamu,
rindu pada senyum yang mengajak
manusia menuju kedamaian,
rindu pada langkah yang penuh rahmat,
yang menghapus duka dan kebencian.
Ya Rasul,
apa kabar engkau di surga?
Apakah kami sudah cukup mengikuti jalanmu,
jalan yang panjang tapi penuh cahaya?
Atau mungkin kami terlalu sibuk
dengan dunia yang menyesatkan,
lupa bahwa engkau menunggu kami
di ujung jalan ini?
Malam ini,
dalam sujud yang sunyi,
kami hanya mampu memohon:
semoga cahaya yang kau bawa
tak pernah padam di hati kami,
dan rindumu pada umatmu
menjadi syafaat
di hari pertemuan yang dijanjikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H