Lihat ke Halaman Asli

Nanang A.H

Pewarta

Rindu Rasul

Diperbarui: 15 September 2024   19:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Rindu Rasul (sumber gambar:Pexel)

Rindu Rasul

Dalam sunyi yang mendalam,  
rindu terbit seperti fajar,  
menghampar di hati yang gelisah,  
mengulang-ulang nama itu:  
Muhammad, kekasih yang jauh  
namun selalu dekat di setiap napas.

Di malam maulid ini,  
angin membawa kisah kelahiranmu,  
ketika cahaya pertama kali  
menerangi kegelapan dunia,  
dan langit bersujud  
menyambut rahmat yang lahir.

Kami, yang jauh dari zamanmu,  
hanya bisa mengingat,  
menggali cinta dari cerita-cerita  
yang dituturkan dengan lembut.  
Kami rindu padamu,  
rindu pada senyum yang mengajak  
manusia menuju kedamaian,  
rindu pada langkah yang penuh rahmat,  
yang menghapus duka dan kebencian.

Ya Rasul,  
apa kabar engkau di surga?  
Apakah kami sudah cukup mengikuti jalanmu,  
jalan yang panjang tapi penuh cahaya?  
Atau mungkin kami terlalu sibuk  
dengan dunia yang menyesatkan,  
lupa bahwa engkau menunggu kami  
di ujung jalan ini?

Malam ini,  
dalam sujud yang sunyi,  
kami hanya mampu memohon:  
semoga cahaya yang kau bawa  
tak pernah padam di hati kami,  
dan rindumu pada umatmu  
menjadi syafaat  
di hari pertemuan yang dijanjikan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline