Di tengah meningkatnya kekhawatiran global mengenai perubahan iklim dan ketergantungan pada bahan bakar fosil, biofuel muncul sebagai salah satu alternatif energi yang berpotensi menjadi solusi.
Penggunaan biofuel tidak hanya bertujuan untuk menekan emisi gas rumah kaca, tetapi juga sebagai langkah strategis dalam mengurangi ketergantungan pada impor bahan bakar fosil, yang pada gilirannya bisa menghemat devisa negara.
Apa Itu Biofuel?
Biofuel adalah bahan bakar yang dihasilkan dari bahan biologis atau biomassa, seperti tumbuhan dan hewan.
Berbeda dengan bahan bakar fosil seperti minyak bumi, gas alam, atau batu bara yang membutuhkan jutaan tahun untuk terbentuk, biofuel berasal dari sumber daya terbarukan yang bisa diproduksi dalam siklus yang jauh lebih cepat.
Biofuel terbagi menjadi dua jenis utama: bioetanol dan biodiesel.
- Bioetanol:
Terbuat dari fermentasi gula yang terdapat dalam tanaman seperti jagung, tebu, atau singkong. Bioetanol umumnya digunakan sebagai campuran dalam bahan bakar kendaraan bermotor untuk menggantikan atau mengurangi penggunaan bensin.
- Biodiesel:
Diproduksi dari minyak nabati seperti kelapa sawit, kedelai, atau alga. Biodiesel digunakan sebagai alternatif atau campuran untuk bahan bakar diesel konvensional yang berasal dari minyak bumi.
Manfaat Penggunaan Biofuel