Sebagai manusia yang merupakan mahluk sosial yang tidak lepas dari aktipitas berintraksi dengan lingkungannya, mungkin kamu pernah merasakan sendiri atau menjumpai seseorang apakah itu saudara, keluarga, teman, sahabat, atau orang lain yang kelihatannya mampu meraih kesuksesan dan terlihat menikmati hidupnya.
Namun siapa sangka dibalik keberhasilannya ternyata mempunyai segudang masalah yang sengaja ditutupi seolah-olah terlihat bahagia namun sebaliknya hatinya merana
Saya sendiri banyak melihat fenomena semacam itu baik dilingkungan pertemanan, atau di lingkungan sekitar tempat tinggal, atau di media sosial.
Bahkan banyak juga terlihat di lingkungan kehidupan para selebritis, politisi, akademisi, dan profesi lainnya, serta banyak juga terjadi di lingkungan pelajar dan mahasiswa.
Kondisi tersebut menurut para ahli psikolog dinamakan duck syndrome atau sindrom bebek
Dikutip dari beberapa sumber, sejarah awal mulanya istilah duck syndrome atau sindrom bebek pertama kali dikemukakan di Stanford University Amerika Serikat, yang awalnya untuk menggambarkan persoalan kehidupan para mahasiswanya
Istilah duck syndrome atau syndrome bebek ini diambil dengan menganalogikan seekor bebek yang sedang berenang.
Ia akan nampak seolah tenang dipermukaan, namun sebenarnya yang terjadi adalah kakinya sedang berjuang keras untuk terus bergerak agar tubuhnya tetap mengambang di atas permukaan air
Jadi istilah duck syndrome tersebut jika dikaitkan dengan sebuah kondisi dimana seseorang yang terlihat tenang bahagia dan baik baik saja, tetapi kondisi sebenarnya adalah ia sedang mengalami banyak tekanan dalam mencapai tujuan hidupnya
Faktor Penyebab dan Gejala Duck Syndrome