"Siapa saja yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka ia (tergolong) orang yang beruntung. Siapa saja yang hari ini sama dengan hari kemarin, maka ia (tergolong) orang yang merugi. Siapa saja yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin, maka ia orang yang dilaknat (celaka)." (HR Al-Hakim).
Hadis diatas merupakan bentuk motivasi buat kita untuk mengawali tahun 2023 ini agar menjadi insan yang lebih baik lagi dari tahun sebelumnya
Karena sejatinya, manusia yang masuk kategori beruntung menurut Hadis diatas adalah manusia yang lebih baik dari periode sebelumnya. Dan apabila periode ini sama atau bahkan lebih buruk dari periode kemarin berarti kita masih dikatakan manusia yang merugi dan bahkan dikatakan celaka
Di setiap akhir pergantian tahun beberapa diantara kita pasti sudah mempunyai tradisi, untuk mengevaluasi segala hal yang berkaitan dengan kehidupan selama setahun yang lampau, lalu mencoba mengevaluasinya membuat catatan catatan penting menjadi masukan guna memperbaiki diri di tahun yg akan datang. Yangmana hal tersebut dirangkum melalui sebuah resolusi atau harapan dan keinginan yang perlu diperjuangkan
Walaupun memang tidak harus tradisi evaluasi tahunan itu dilakukan setahun sekali. Kita bisa melakukan tiap hari, minggu, bulan, untuk kemudian menjadi budaya guna menunjang kehidupan yang lebih baik lagi dikemudian hari
Namun sayangnya resolusi yang kita buat terkadang mandeg, dan bingung untuk mencoba mengeksekusi nya, sehingga yang terjadi adalah timbul kecemasan kecemasan yang tidak terkontrol
Sehingga bukannya berharap mencari solusi untuk rentetan resolusi, tapi malah kemudian terjebak dalam persoalan motivasi diri yang kian rapuh sehingga mendatangkan Kecemasan -kecemasan dan ketakutan
Dilansir dari laman verywellmind ketakutan dan kecemasan adalah suatu hal yang wajar dan alami yang dipunyai setiap manusia, karena itu akan membantu kita secara naluriah keluar dari bahaya yang mengancam, dan untuk selanjutnya membuat rencana untuk mengantisipasinya.
Biasanya yang menjadi persoalan adalah ketika kecemasan atau ketakutan disikapi dengan terlalu berlebihan, kita berpikir seolah olah permasalahan tersebut terlalu sulit bahkan berpendapat tidak ada jalan keluar lagi dalam menghadapinya
Dr. Martin Antony, seorang profesor di departemen psikologi di Metropolitan University Toronto, seperti di kutip dalam laman American Psikologi Asociation mengatakan, salahsatu terapi untuk solusi terkait menghadapi sikap mental ketakutan dan kecemasan yang berlebihan adalah dengan cara eksposur terapy