Lihat ke Halaman Asli

Nahar Frakasiwi

absorb the feeling, i learn to fly

Merangkai Puspa dengan Noda yang Tersisa

Diperbarui: 26 Desember 2020   00:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Goodfont.com


 

Cape, ga? ... dengan terus menatap soal serupa

Bersandar pada hal sama lagi dan lagi

Terkadang ada tanpa harus bersebab

Tiba-tiba terkadang juga berdiri sendiri

Padahal pelupuk mata masihlah lembab

Iya, buat segaris hal yang cuma-cuma; semata

Jenuh sekali mungkin jiwa ini, ya ... mungkin
Sia-sia terikat kiat yang hanya terkait goda
Sisakan debu di pilar lampu taman hati
Di sepijar bara yang berkerlip pada pilinan mimpi
Elok berkedip keemasan di belantara malam langit dini hari

Di sana noda masih terlihat seolah menanti
Namun kepekaannya sungguhlah bersih
Tiada pertanda atau jejak ada sepercik api
Terus membakar mungkin jenuh tanpa arti
Meski terhidang segudang pemicu untuk berfantasi

Semoga sederet kalimat putus asa tak datang hari ini
Yang kerap menampakan mata kepada jurang kelelahan
Meski tak jarang akhirnya narasi berakhir bahagia kesekian kali
Bukan alasan berhenti melawan diri sendir
Dengan studi melepas parade pasir-pasir putih
Yang mana sering bersua diterpa hari demi hari
Namun daya masihlah rajin tersapu, bersih nan bisa mengepal cita yang semestinya lagi

Adakah kembali sepi di tepi?
Karna sudah tak lagi akur dengan bunyi
Biarlah meski denting hujan tidak kembali
Aku hanya ingin berjalan dengan pasti
Menggilir sepasang kaki lalu menata klausa dengan jutaan dari populasi diksi  
Lalu merangkai kembali puspa noda lelah yang tersisa

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline