Lihat ke Halaman Asli

Nahar Frakasiwi

absorb the feeling, i learn to fly

Marahlah pada Tempatnya

Diperbarui: 15 Desember 2020   04:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

nbcnews.com

Kukatakan hai, pada masalahku
Di getar rasa paling bisa berbisah
Kerap terbendung sebal nodai qalbu
Menggumpal kesal terikat di rasa paling kental  
Membuka kicauan hati yang terlepas bebas
Sepedas lidah melandas lupa pada tempatnya

Apa yang telah kusemai benih ...
Adalah yang kelak kupanen buahnya nanti, kata pepatah ....

Kepada larik yang terlahir dari setiap untai
Makna telah menjadikannya manzilah; sebuah doa
Kelak menanti sepeninggal raga dan jiwanya; kehidupan selanjutnya

Percakapan kudengar tikai di pentas sandiwara
Adalah cabang potensi berujung irama tikam
Sahaja celoteh peraduan tulus membuang tenaga
Sangat menjadi umum contoh paling tersia-sia sedunia

Perhiasan adalah pelampiasan yang terindah
Terjunlah kepada kekejaman yang tiada lagi kenal arah
Padanya studi para sekolah kekat sampah
Lena di sana hanyalah menambah masalah
Bukan tempat singgahnya rasa meski tengah marah

Andai acuan kau luap di ruang tinju Asian Games
Sungguh tunas berguna mengharumkan bangsa
Kelak tersimpul di sepasang mata yag meski akan terpejam
Menoreh harga semanis senyuman Bunda Pertiwi

Manis pesan sumringai terbingkaikan
Indah kusampul syair di langit malam
Dalam selimut menanti pejam kutuliskan
Terkait pepatah buanglah kesal pada tempatnya

Tangerang, 14 Desember
_____________________________

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline