Karya : Nahar
Pagi sahabat
Keindahan apa yang tersapa dini hari
Hal terindah di sana, atau yang nanti-nanti menahan manisnya pribahasa
Tentang semua yang pernah datang lalu pergi ... sebab mengejar angan, katanya
Atau tentang mereka yang berjalan lalu berhenti ... sebab terganggu kenangan, katanya
Masih ada genangan sisa kemarin
Dan kakiku berjasa, membuatnya keruh
Setelah apa yang kusingkir bayang-bayang di sana; genangan air
Airku sudah matang, telah kutuang pada gelas yang biasa saja, dan tetap awet lama sampai kesebut kamu sangat berguna wahai gelas
Antusias sepasang telingaku juga pintanya menyimak gemericik pagi, dari rahmat yang diturunkan langit; adalah hujan yang kembali di waktu yang sama
Kudengar malu-malu turun dirimu wahai hujan ...
Setiba temurun deras lalu reda ...
Reda kemudian berhenti seketika ...
Sejenak berhenti dan tiba-tiba deras ....
Kukira kau gugup wahai hujan ...
Atau memang inginmu sahaja demikian ....
Tanggerang, 08 Desember
______________________________
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H