Lihat ke Halaman Asli

Dokter Bukanlah Tuhan

Diperbarui: 25 Juni 2015   21:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Terinspirasi dari buku karya Dr. H. Briliantono M. Sunarwo,  saya tergelitik untuk menulis di Kompasiana, Walaupun saya bukanlah seorang penulis sama sekali. Saya hobi membaca buku-buku yang dapat memotivasi hidup saya yang penuh dengan gelombang yang kadang membuat saya tak sanggup membaca makna perjalanan hidup saya. Saya tergugah untuk kembali bersemangat mengarungi perjalanan hidup saya yang pasti adalah terbaik dari Allah SWT. Dalam buku tersebut, saya mendapatkan sebuah gambaran bagaimana memaknai hidup. Bahwa hidup adalah sebuah perjalanan. Dan setiap perjalanan pasti ada awal dan pasti akhir tujuan. Perjalanan hidup manusia bermula dari alam ruh, pindah ke alam rahim, kemudian pindah ke alam dunia, kemudian berakhir di alam a k h i r a t   yaitu alam keabadian yang dimulai dari alam kubur . Dan gerbang dari alam akhirat itu adalah m a u t. Dalam perjalanan tentu banyak terjadi peristiwa yang silih berganti diantara dua sisi . Sehat-sakit, bahagia-duka, mudah-susah dan seterusnya. Perjuangan atau disebut ikhtiar adalah kewajiban manusia yang bernyawa. Dalam buku tersebut juga dibahas harmonisasi antara pengobatan jasmani dan ruhani. Juga sinergi antara berbagai disiplin ilmu kedokteran baik barat maupun timur. Yang paling menggugah hati saya adalah kesaksian beliau sebagai dokter yang juga spesialis bahwa dokter hanyalah kepanjangan tangan Tuhan yang diberinya titipan ilmu di bidang pengobatan. Sehingga image bahwa dokterlah yang menyembuhkan penyakit harus dirubah. Bagaimana beliau sebagai ayah sekaligus dokter juga tak dapat menahan putri sekaligus buah hati satu-satunya dari m a u t akibat demam berdarah. Setiap musibah yang menimpa setiap orang mukmin,  walaupun hanya duri kecil yang menusuk kakinya maka Allah SWT menjanjikan pahala, ampunan dan keridhaanNya. Janji Allah SWT inilah yang juga harus menjadi motivasi utama bagi orang mukmin dalam mengarungi perjalanan hidupnya. Misal, pahala syahid bagi orang mukmin yang mati karena sakit TBC, pes, mati saat melahirkan, dan lain-lain. Juga janji syuga bagi orang tua yang ikhlas dengan kematian buah hatinya yang belum dewasa dan kelak akan disatukan di syurga bersama buah hatinya itu. Apapun musibah yang menimpa orang mukmin, Allah SWT telah siapkan kebaikan dan hikmah di baliknya. Di dalam saat-saat sakit, apabila ikhlas, Allah SWT telah sediakan ampunan dan rahmat di setiap erangan yang hanya ditujukan padaNYA. Sehingga setelah sembuh dari sakit ia bagaikan bayi yang baru lahir, segalanya telah Allah SWT ganti dengan kebaikan-kebaikan. Demikian pula apabila mati karena sakitnya itu. *** Ya Allah Tuhanku pemilik nyawaku pemilik hatiku cucurkan rahmatMu di setiap tarikan nafasku di setiap detak nadiku di setiap detik waktuku tolonglah aku Ya Allah... penggerak jiwa dan ragaku untuk selalu taat padaMu Aamiin *** *teruntuk ayah ibuku tercinta, yang juga berpulang karena sakit ,terimakasih dan selamat menikmati buah kesabaran selama menmbimbing kami putra-putrimu. Doa kami selalu tertuju padamu. **teruntuk kakakku dan juga adikku yang telah menyusul ayah ibu, semoga Allah kelak mempertemukan kita kembali dalam ridhaNya.  Aamiin ***teruntuk sahabatku Murti yang baru saja berpulang karena TBC yang telah sejak kecil kau derita, selamat menikmati buah kesabaranmu selama ini.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline