Lihat ke Halaman Asli

Pengangguran yang Selalu Tampil Elegan

Diperbarui: 10 Juni 2023   15:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

14:09 hari ini, ya 10 Juni 2023, aku baru saja terbangun dari rutinitas tidur siang ku yang asyik, hihihi. "Enak kali punya waktu untuk bisa tidur siang, dasar pengangguran" gumam ku dalam hati untuk nyentil diri sendiri. Ya jelas, aku tidak boleh menyia-nyiakan waktu ini, waktu muda ku (walau Usia sudah kepala 3 tetep ngaku muda), waktu sehat ku, waktu luang ku alias nganggur.

Aku alhamdulillah dengan status ku sebagai pengangguran yang senantiasa aku syukuri, karena ini bagian dari ketetapan Alloh SWT atas diri ku, hihihi alibi ku untuk mombong hati sendiri, hihihi. Dengan label dan gelar pengangguran ini aku harus bangga dan mengekspresikan rasa bangga ini dengan bagaimana aku selalu tampil elegan dengan gelar pengangguran ini, hihihi. 

"Elegan apanya pengangguran? Bagaimana bisa tampil elegan wong pengangguran? Anda ini udah pengangguran, stress pula" 

Gumam ku memaki diri sendiri, hahaha. Ya, aku tau caranya menjadi pengangguran elegan, dengan apa? Dengan mengisi kosongnya waktu untuk terus menumpuk ilmu, memperbanyak membaca, memperkaya literasi dari berbagai sumber, pun kesempatan membenahi hubungan diri kepada illahi ya Robbi. 

Waktu nganggur adalah peluang besar untuk memulai membentuk habits yang lebih positif, memperbaiki kebiasaan diri, menata waktu untuk lebih optimal, sehingga mampu memiliki hari yang berkualitas di setiap yang aku jalani (tentu berkualitas menurut diri ku sendiri).

Sebagian yang menjadi sumber literasi ku adalah nonton tipi, TV menjadi media yang cukup sering aku simak khususnya TVRI dengan tayangan pagi sehabis subuh aku nonton serambi islami, walau tidak nonton dari awal setidaknya ada kesimpulan yang bisa aku petik, acara ini selesai jam 06:00, mulai jam itu pula aku lanjut nonton Klik Indonesia Pagi, sebuah sajian berita TVRI menjadi sumber informasi ku. Itu adalah menu sarapan pagi ku.

Tak jarang aku juga mendengarkan radio, karena di gubuk bambu ku ada radio jadul yang setia menemani ku nganggur, hahaha. Aku stay tune di frequensi 89.0 Fm yakni RRI Pro 1 Semarang, aku suka kedua media nasional diatas selain legend dan memiliki sejarah perjuangan, keduanya selalu menyajikan berita yang kredibel, valid dan tidak berpihak. 

Media literasi lain yakni portal website salah satunya yang sering aku baca adalah Kompas, Detik.com, liputan6 dll. tak jarang aku melihat berita yang sama di beberapa situs yang berbeda, aku terkadang sedikit mengamati perbedaan dari masing-masing penyuguh berita, semuanya memiliki karakter tersendiri, ada yang netral, ada yang bahasanya sedikit turut memicu emosional ku, ada yang jadi males ku baca karena bahasanya sedikit memihak kekanan atau kiri. Semua itu warna-warni media, tinggal kita bagaimana menerima informasi dan mengolahnya, aku bersyukur dengan agama ku Islam yang menjadi filter utama dari segala segala informasi yang masuk. 

Yah tidak terasa sudah jam 14:54,waktu terasa cepat untuk menulis, rasanya baru dapat berapa kata sudah sore saja. Ini sambil mendengarkan RRI Pro 1 Semarang. Hehehe, aku sudah dulu, aku harus mandi, bersih-bersih, sholat ashar, nanti insyaAlloh bisa lanjut nulis lagi ba'da ashar. Semoga ada sejentik manfaat untuk kita. Do'a ku menyertai ku hihihi. Barokalloh, wassalamualaikum wr. wb. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline