Lihat ke Halaman Asli

Naftalia Kusumawardhani

TERVERIFIKASI

Psikolog Klinis (Remaja dan Dewasa)

Pesan untuk Kasir: Selesaikan Satu Dulu, Baru Tanyakan Lainnya

Diperbarui: 30 Mei 2016   11:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"Mau nambah pulsanya, Bu?" tanya kasir minimarket. Saya menggeleng. Eh muncul pertanyaan berikutnya, "Ini lho, Bu, cuman 10 ribu, murah. Hanya hari ini. Masih bagus buahnya, Bu.." Saya menggeleng lagi. Rupanya si mbak kasir ini gigih juga. Katanya lagi, "Mau nambah apalagi, Bu?" Ampun deh! 

Saya nggak suka ditanyain terus menerus seperti itu. Capek khan menggelengkan kepala bolak balik... Kalau saya lagi in the good mood, saya akan tersenyum sambil menjawab, "Nggak, Mbak. T-e-r-i-m-a k-a-s-i-h....". Nadanya panjang penuh tekanan. Kadang manjur, kadang nggak. Mbak kasir tetap akan ngotot menawarkan barang lainnya lagi. Hadeeeehhh... Kalau saya lagi in the jelek mood, saya akan diam saja sambil menunjuk belanjaan saya. Pesannya jelas, "Selesaikan!". 

Di mana pun minimarket yang saya kunjungi, label dengan Al*** maupun In*** atau A***M***, caranya sama saja. Kemungkinan besar mereka memang dilatih untuk selalu bertanya sebelum tuntas mengerjakan satu tugas. Sungguh, hal itu mengganggu. Kesan yang muncul, belanjaan pelanggan yang ada di depannya tidak penting dan kurang banyak. Mereka menghitung barang-barang tersebut tidak sepenuh hati. Karena benaknya dipenuhi target untuk "mengeruk" uang pelanggan sejumlah rupiah tertentu. 

Seberapa banyak barang yang dibeli adalah penting bagi pelanggan. Mereka ingin diperhatikan dan dihargai. Mereka ingin barang belanjanya dihitung dengan cermat dan teliti. Bukan dianggap sesuatu yang bisa dikerjakan sambilan saja. Harapan pelanggan ini tidak terpenuhi dengan cara kasir yang mencerocos sejak keranjang belanja dipegangnya. Tanpa melihat apa isi keranjang belanja, kasir sudah sibuk dengan dirinya sendiri yaitu bertanya apa mau nambah barang, nambah pulsa, bahkan ada yang menawarkan rokok. 

Saya paham minimarket punya target pendapatan per bulan, dan sebagai ujung tombaknya adalah kasir. Tapi tolong juga perhatikan sisi kenyamanan belanja pelanggan. Kalau memang orang membutuhkan, mereka pasti ambil barang lainnya. Kasir harus bertugas sungguh-sungguh sebagai kasir. Selesaikan dulu satu tugas menghitung barang-barang belanja, setelah hampir selesai, barulah bertanya pada pelanggan apakah mereka ingin menambahkan barang lainnya sebelum hitungan harga final. 

Atau bisa juga kasir menawarkan barang-barang lain yang biasanya dibeli bersama barang-barang pelanggan, misalnya : ada pasta gigi di dalam belanjaan, tapi tidak ada sikat giginya. Kasir bisa membantu dengan bertanya, "Bu, ini ada odol, apa mau beli sikat giginya juga? Ada promosi odol XY yang ada sikat gigi di dalamnya". Contoh lain : pelanggan beli pembalut wanita. Kasir bisa bertanya apakah pelanggan mau menambah dengan sabun pembersih daerah kewanitaan. Hal ini membantu pelanggan mengingat apa yang mau dibeli sekaligus menunjukkan kalau kasir peduli pada barang-barang belanjaan itu. 

Sikap kasir yang empatik dan tulus jauh lebih penting bagi pelanggan yang pada gilirannya membuat income minimarket tersebut meningkat. Selesaikanlah dulu satu tugas, barulah kerjakan tugas lainnya. Penuhi harapan pelanggan, maka uang akan mengalir berikutnya. Percaya deh! 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline