Lihat ke Halaman Asli

Asa

Diperbarui: 26 Juni 2015   01:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

“tumben,kau bangun sepagi ini? Adakah yang membuatmu tergerak dari kasur empuk itu…?”
“tak apalah, satu hari menikmati indahnya kala dini hari menyapa.”
“aneh saja, dingin ini pun masih menggerogoti sekujur tubuhku”
“hmm….”
“kau tampak aneh?”
“nothing happen…aku hanya ingin menunggu pagi datang dan menjelajah siang hingga malam pekat mendekat. Di sana pasti akan hadir berjuta keindahan yang jarang kujumpai dalam alam khayalku. Mungkin saja pagi ini langit kan membiru. Andaikan kan pun mendung, bisa saja hanya gerimis sebentar. Bukankah keindahan pelangi akan menggantinya? Atau langit sore yang berpadu dengan mega di ufuk barat. Dan malam berbintang yang biasa kusapa kan menunggu untuk kutatap.”
“kalau begitu, selamat menikmati harimu…”
“Tuhanku telah menciptakan itu semua untuk dinikmati, bukan? Andaikan pun tidak hadir setiap saat, tapi akan selalu ada pengganti yang kan menjadi takdir kita kelak. Maka berharaplah yang terbaik pada harimu. Karena Satu hariku tak akan berganti dan terulang kembali”




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline